Penulis                 : Triani
Retno A, Herlina P. Dewi, dkk
Penerbit              : Stiletto
Cetakan               : I,
September 2012
Jumlah hal.         : 195 halaman
Buku ini adalah
buku yang disusun oleh Penerbit Stilleto sebagai penyemangat hati. Seri “A Cup of  Tea” adalah kumpulan kisah-kisah
inspiratif dengan tema-tema tertentu. A Cup of Tea for Writer adalah buku yang
disusun untuk memberi semangat pada para penulis, terutama penulis pemula yang
pasti menghadapi banyak tantangan dalam meraih impian menjadi penulis yang well known. Selain A Cup of Tea for
Writer ada pula tema lain seperti “A Cup
of Tea for Single Mom”
yang dari judulnya saja bisa kita tebak
peruntukkannya. Ada pula “A Cup of Tea
for Complicated Relationship
” yang akan membagi 20 kisah cinta untuk para
pembacanya bersama berbagai masalah dalam sebuah hubungan. Dan “A Cup of Tea –
Menggapai Mimpi” adalah kumpulan kisah yang diharapkan mampu membuat pembacanya
tidak menyerah dalam meraih mimpi mereka.
Seri A Cup of
Tea ini bisa dikatakan seperti Chicken Soup versi Indonesia. Kisah-kisahnya
akan terasa lebih dekat karena gambaran kehidupan, pola pikir, dan budayanya
akan mirip dengan pembaca di Indonesia daripada buku Chicken Soup yang sebagian
besar tulisannya berlatar belakang kehidupan di Eropa dan Amerika.
Buku A Cup of
Tea for Writer sendiri menyuguhkan 20 kisah dengan masalah-masalah yang berbeda
dari 20 orang penulis.

Keragaman latar belakang penulisnya cukup memperkaya
buku ini. Ada penulis yang berstatus mahasiswa, ibu rumah tangga, hingga single fighter (saya lebih suka menyebut
mereka begitu untuk para orang tua tunggal). Selain itu usia penulisnya pun
sangat beragam. Hal ini membuat masalah yang diceritakan menjadi semakin
berwarna.

Buku di buka
dengan cerita dari mbak Triani Retno yang menceritakan bagaimana menulis telah
banyak membantunya melewati berbagai lika-liku kehidupan. Menulis ternyata bisa
menjadi terapi bagi kehidupannya dan sekaligus memberi manfaat bagi kehidupan
orang lain. Triani Retno menemukan bahwa menulis benar-benar memberi bantuan
yang besar pada hidupnya.
Dalam buku ini
kita juga akan menemukan bagaimana menulis tidak dianggap sebagai pekerjaan
yang menjanjikan. Hal ini membuat sejumlah penulis tidak mendapat dukungan dari
keluarga mereka. Perjuangan mereka tidak hanya tentang bagaimana karya mereka
bisa diterbitkan namun juga bagaimana mereka bisa membuktikan dan membuat
orang-orang terdekat mengakui kemampuan mereka. Namun di lain pihak ada juga
penulis yang mendapat dukungan besar dari keluarganya dan membuat mereka
semakin bersemangat untuk menulis agar bisa terus membanggakan orang tua.
Selain itu dalam
buku ini juga terselip sebuah cerita dari seorang editor yang akan memperkaya
pengetahuan seorang penulis. Keberadaan editor itu bagai kawan yang jika tidak
dimanage bisa jadi lawan. Komunikasi dan kerja sama seorang penulis dengan
editornya akan membuahkan buku yang bagus untuk pembaca. Pengetahuan ini akan
kita peroleh dari cerita Herlina P. Dewi yang merupakan editor in chief di Penerbit Stiletto.
Ya, membaca buku
ini seperti memasuki sesi konseling untuk menumbuhkan kembali semangat untuk terus
menulis. Semua penulis-penulis ini tidak ada yang mulus perjalanannya.
Penolakan baik dari pihak penerbita hingga dari pihak keluarga pun mereka
hadapi. Namun jika semangat mereka tidak surut kenapa yang lain harus menyerah?
Di akhir buku kita akan diberi pula 10 tips menulis yang simple. Jadi, untuk
para penulis yang semangatnya naik turun, buku ini layak untuk dijadi
penyemangat.
Dari segi
sampul, buku ini cukup simple dan manis. Menarik dan jelas menunjukkan tema
bukunya. Penulisan judul di sampul pun eye
catching
. Tapi tulisan “Writer”nya warnanya agak tenggelam oleh latar
belakang (^_^). Selai itu kutipan kalimat-kalimat dari dunia kepenulisan yang
ada dia akhir setiap cerita sangat sesuai untuk mendukung para penulis untuk
terus menulis.
Ok, jika harus
memberi nilai untuk buku ini dalam skala 1-10, maka saya memberinya nilai 8 (^_^)