Satu Mata Panah pada Kompas yang Buta
Penulis: Suarcani
Penerbit: Jendela O’ Publishing House
Penyunting Naskah: Yenita Anggraini
Penyelaras Aksara: Deasy Serviana
Perancang Sampul: eSLC Project
Penata Letak: Refa Annisa
Cetakan: Pertama, Maret 2016
Jumlah hal. : vii + 226 Halaman

Kompasmu, apakah kamu memperhatikannya? Ada dua arah di sana. Utara dan selatan. Sama halnya seperti matamu sendiri, arah itu menyelamatkanmu dari kesesatan. Tapi kompas milikku buta. Tidak ada utara selatan dalam hidupku, semua hanyut dalam ketakutan dan masa lalu. Lima belas tahun penjara mencuri jarum kompasku dan setelah bebas, aku pun masih belum tahu ke mana arah hidupku.

Aku pembunuh, korban hasrat yang menyimpang. Dunia luar menungguku, berpura-pura menyambutku dengan semarak, untuk kemudian kembali meremukkanku dalam ketakutan.

Aku butuh jalan, butuh mata kompasku. Apakah kamu bisa membantuku menemukannya?

Aku Ravit, bekas tahanan yang kini kembali terpenjara rasa takut.

***

Novel ini adalah novel dengan genre yang sangat jarang saya temui di Indonesia. Novel ini lebih cocok dikategorikan dalam genre novel spiritual dan drama kehidupan.

Novel ini mengetengahkan kehidupan seorang mantan narapidana bernama Ravit. Ia masuk penjara saat remaja dan harus mendekam di sana selama 15 tahun. Saat keluar, ia bukannya bahagia malah ketakutan.

Bagaimana mungkin ia bahagia jika tidak ada yang menanti kepulangannya. Tidak ada rumah yang bisa ia tuju selain tempat di mana kegetiran masa lalu yang memberinya trauma mendalam. Satu-satunya yang mau nanti kebebasannya hanyalah Om Rus, adik kandung ibunya.

Dengan bantuan material dari Om Rus, Ravit menjalani masa-masa awal kebebasannya. Namun ketakutan yang hadir membuatnya tidak mampu menghadapi dunia di luar tembok penjara. Manusia-manusia yang membuatnya merasa aneh. Dan ia tidak mampu menghadapi trauma masa lalunya sekaligus masa lalu yang ia miliki sebagai narapidana.

Apa sebenarnya yang terjadi di masa lalu Ravit hingga ia selalu ketakutan saat membaca berita tentang pemerkosaan, pedophilia, ataupun saat melihat ketertarikan seksual di mata seseorang?

Bagaimana Ravit bisa menjalanani masa depan yang selalu dibayangi masa lalu itu?

***

Sejujurnya, saat membaca blurb novel ini saya tidak membayangkan bahwa akan menemukan hal-hal menarik selain tema. Penasaran tentang kehidupan seorang narapidana, membuat saya ingin tahu, bagaimanakah kehidupan dari sisi mereka.

Saat memulai membaca, saya menyadari bahwa cerita dituturkan dengan sudut pandang orang pertama dari sisi Ravit. “Wah, menarik. Emosi seorang narapidana tentang kehidupan baru yang menantinya akan dituturkan dengan sudut pandang orang pertama!”

Setelahnya? Saya dibuat frustasi sekaligus penasaran. Saya tidak habis pikir dengan pilihan-pilihan dan ketakutan-ketakutan Ravit. Tapi di saat yang sama saya disergap penasaran yang muncul dengan pertanyaan, “kenapa?”, yang bertubi-tubi.

Kemudian penulis, bukannya menjawab pertanyaan itu, malah membawa tokoh Ravit berlibur ke Bali. Awalnya saya berpikir, Bali sudah meanstream. Namun ternyata ini malah menjadi kelebihan buku ini. Penulis mendeskripsikan budaya dan lokasi yang tidak umum dikunjungi oleh wisatawan.

Harus saya akui, deskripsi tempat dan budaya di buku ini sangat detail dan jadi salah satu kelebihannya.

Dalam penokohan pun cukup baik. Tokohnya sedikit dan hadir dengan porsi yang pas dan maksud yang jelas.

Namun yang sedikit mengganggu adalah detail psikologi. Sikap Ravit menghadapi orang-orang sekitarnya terutama Dara, terkesan terlalu berlebihan.

Namun di luar kekurangan itu, novel ini bisa jadi alternatif bacaan di tengah banyaknya tema romance yang pekat di bursa buku di Indonesia.

***

Givaway Time!!!
Hai Readers, Jendela O’ Publishing House sudah menyiapkan hadiah khusus

1. Follow twitter @atriasartika  @alhzeta@JOPHouse.

2. Bagikan link post review & Giveaway ini di media sosialmu.
– Twitter: mention @atriasartika @alhzeta @JOPHouse Pakai hashtag#SMPKB
-Instagram: mention @atriasartika @alhzeta @JOPHouse Pakai hashtag#SMPKB

3. Jawab pertanyaan berikut di kolom komentar di bawah Post ini:
“Apa ketakutan terbesarmu di masa lalu?”
Jangan lupa cantumkan nama, twitter dan e-mail.

4. Periode Giveaway: 2 – 7 Mei 2016.

5. Hanya untuk yang domisili di Indonesia yaaa πŸ˜‰