“Aku
tahu kamu nggak sempurna dan hidup kita nggak akan pernah seperti dongeng.
Tapi, aku yang tak sempurna ini nggak sanggup hidup tanpa kamu yang nggak
sempurna itu. Kurasa hidup kita akan spektakuler.” (Hal. 2)


Penulis: Shita Hapsari
Penyunting: Fitria Sis
Nariswati
Perancang sampul: Titin
Apri Liastuti & labusiam
Pemeriksa aksara: Intan
Puspa
Penata aksara: Martin
Buczer
Penerbit: Bentang
Cetakan: Pertama,
Februari 2016
Jumlah hal.: vi + 322
halaman
ISBN: 978-602-291-116-6
Ava
memiliki sejumlah impian tentang pernikahan idealnya. Salah satunya
melangsungkan acara sakral itu secara tematik bersama Cindy dan Disti.
Masalahnya hari pernikahan kedua sahabatnya sudah ditentukan tahun depan,
sementara Ava sendiri masih jomblo.
Menurut
Cindy dan Disti, jodoh yang diharapkan Ava terlalu konyol dan tidak realistis.
Ava menyusun kriteria calon pendamping hidup berdasarkan karakter dan adegan
drama dalam film-film favoritnya. Bahkan, ia merancang beberapa skenario untuk
mengetes mereka.
Hans
dengan sosok rockstar-nya, selesai. Didit dengan karakter bagai bintang
Hollywood favorit Ava, kandas. Roki yang diakui sebagai cowok ganteng dan rapi,
gagal di kencan pertama. Lalu, ada Kenzo, seorang laki-laki yang cukup
mendekati kriteria. Namun, setelah melalui tes rancangan Ava, masih ada saja
yang membuatnya ragu.
Harapan
Ava menipis. Bahkan, Kieran, partner bisnisnya yang masih lajang pun kini telah
menemukan cewek incaran. Jadi, siapa yang akan menjadi lelaki yang tepat untuk
Ava? Tidak hanya Ava yang bimbang, tetapi juga Cindy dan Disti yang ikut gemas.
Rencana pernikahan tematik itu terancam gagal!
***

“Kalau
kamu ingin sukses kamu harus fokus. Dan untuk itu, kadang-kadang kamu harus
menginvestasikan seluruh waktumu. Berkorban? Tentu saja, pengorbanan selalu ada
….” (Hal. 44)

Novel
ini berkisah tentang Ava yang mulai galau karena saat ini kedua sahabatnya,
Cindy dan Disti, tengah mempersiapkan pesta pernikahan. Padahal mereka telah
berjanji untuk menikah secara tematik. Itu artinya waktu pernikahan mereka
tidak boleh terpaut jauh. Sayangnya, jangankan menikah, hubungan yang Ava
bangun dengan Didit selama 4 tahun kandas di tengah jalan. Laki-laki itu
memutuskan hubungan mereka dengan alasan tidak siap jika harus long distance relationship dengan Ava
saat ia melanjutkan studi keluar negeri.
Akhirnya,
Ava pun harus memulai lagi sebuah hubungan baru dengan orang yang baru. Sesuatu
yang sebenarnya melelahkan bagi perempuan seperti Ava yang mandiri. Selain itu,
ia pun tengah disibukkan oleh upaya untuk mengembangkan usaha tas handmade miliknya, Avapora. Dengan
dibantu dan dibimbing oleh Kieran, Ava berusaha untuk menekuni usahanya itu.
Kieran yang juga teman Ava sejak SMP sudah lebih dulu terjun ke dunia bisnis
sehingga Ava merasa terbantu dengan kegiatan “kamisan” mereka yang berisi braindstorming
serta tentu saja sesi curhat. Untuk sesi curhat selalu dari pihak Ava tentu
saja, mengingat Kieran tergolong laki-laki kalem dan  pendiam.
Hingga
suatu hari saat Ava menghadiri reunis akbar SMP-nya, ia bertemu Kenzo. Setelah
itu terbangun kedekatan antara mereka berdua. Akhirnya demi meyakinkan diri
bahwa Kenzo adalah laki-laki yang tepat baginya, Ava dibantu oleh
sahabat-sahabatnya menguji Kenzo untuk memastikan bahwa Kenzo adalah sosok yang
memenuhi standar dalam relationship
chechklist
milik Ava ini.
Relationship
checklist:
1.
A friend for life. Seperti Chandler dan Monica di serial Friends.
2.
Melindungiku, entah terang-terangan maupun diam-diam. Seperti Ron pada
Hermione.
3.
Rutinitas kencan dan rencana-rencana secara berkala. Entah seminggu atau
setahun, tradisi itu penting! Seperti Carl dan di film Disney/Pixar, Up.
4.
Kartu ucapan setiap ulang tahun, dengan atau tanpa disertai kado. Hingga usia
senja, 64 dan lebih.
Apakah
Kenzo memang lelaki yang tepat itu? Jika ia bisakah ia meyakinkan Ava dan
menghapus keraguannya? Di sisi lain Ava pun merasakan ketidaknyamanan saat
menyadari bahwa kini Kieran tengah dekat dengan seorang gadis yang juga tengah
merintis usaha. Mereka terlihat cukup akrab dan saling mengenal baik. Apakah
gadis itulah yang yang dimaksud oleh Kieran dalam pesan manis yang Ava temukan
di dalam buku yang dipinjamkan oleh Kieran?

“Liburan
bersama dapat melanggengkan sekaligus menumbuhkan kembali api cinta dan gairah
dalam hubungan suatu pasangan.” (Hal. 105)

***

“Bahwa
jatuh cinta dan romantisme adalah fantasi yang digadang-gadangkan oleh budaya
populer, seperti puisi, lagu, film, dan fiksi lainnya. Pada akhirnya sebagian orang
yang merasa sedang jatuh cinta itu sesungguhnya jatuh cinta pada perasaannya
sendiri, bukan pada orang yang disasarnya.” (Hal. 110)

Novel
ini mengusung tema yang menarik meski sudah umum digunakan. Tentang perempuan
usia akhir 20-an yang mulai galau tentang pernikahan karena perempuan seusianya
sudah sibuk dengan persoalan persiapan pernikahan hingga kehidupan pernikahan.
Sebenarnya
motivasi Ava untuk segera menikah tergolong konyol. Hanya karena ingin memenuhi
rencana untuk menikah secara tematik dengan kedua sahabatnya, ia “memaksakan
nasib untuk bisa segera menemukan laki-laki yang tepat untuk diajak naik
pelaminan.
Tapi
kehadiran kriteria yang dibuat Ava dalam bentuk relationship chehcklist membuat cerita ini lebih berwarna. Menarik
mengikuti bagaimana Ava menguji Kenzo serta bagaimana ia harus menghadapi hasil
dari ujiannya itu. Di sisi lain, sisipin tip dan trik mengembangkan usaha
pribadi seperti tas buatan tangan milik Ava pun jadi nilai lebih bagi novel
ini.
Sebenarnya
temanya masih terlalu umum. Sudah banyak ditulis. Apalagi saat menyadari bahwa main conflict ternyata bukanlah tentang
hubungan Ava dan Kenzo saja. Ini membuat novel ini harus meninggalkan kesan
yang kuat agar tidak tersamarkan oleh novel dengan tema serupa dengan karakter
dan konflik yang lebih berkesan.
Sayangnya
dalam hal penokohan, karakter di dalam novel ini kurang kuat. Kurang berkesan.
Ava terkesan terlalu biasa saja. Pun dengan Kenzo dan Kieran.
Yang
menarik adalah berbagai “bumbu” cerita seperti relationship chehcklist
milik Ava, pesan misterius milik Kieran, scrapbook
milik Ava, hingga hubungan Ava dengan kedua orang tuanya yang telah bercerai.
Ah,
tapi cara bercerita Shita Hapsari yang mengalir dan runut membuat novel ini
enak dinikmati.

“…,
aku memiliki misi untuk mencari seseorang yang bisa kujadikan sahabat saat suka
dan duka.” (Hal. 182)
***

“Jangan
kamu campur adukkan mimpi dengan kenyataan, Va.” (Hal. 242)
“Untunglah
cinta tidak pernah terlambat. Ia hanya datang dan pergi sesuai jadwalnya
sendiri.” (Hal. 312)