Penulis: Genk Kompor
Penerbit: Elex Media Komputindo
Cetakan: I, 2013
Jumlah hal.: xxiii + 195 halaman
ISBN: 978-602-02-1461-0
Genk Kompor
adalah serial yang diterbitkan oleh Majalah Story yang kemudian dikumpulkan
menjadi sebuah buku. Hingga kini, serial tersebut masih terus berlanjut di
Majalah Story. Bahkan menurut gosip resmi, buku kedua serial ini akan segera
terbit *ups..keceplosan*. Usut punya usut, serial ini adalah hasil tulisan
keroyokan oleh 6 orang penulis yakni  Adnan Buchori, Deny Wibisono, Nando, Reni
Erina, T.Sandi Situmorang & Triani Retno A.
Keenam penulis
ini masing-masing mewakili satu tokoh yang disesuaikan dengan karakter
pribadinya. Berturut-turut mereka mewakili tokoh Abe, Deni, Nando, Erin, Sandi & Eno. Keenam orang inilah yang
menjadi sentral cerita yang mengambil setting di SMA 1006 Jakarta. Keenam orang
ini memiliki karakter yang berbeda-beda. Tentu saja hal ini memberi warna
tersendiri untuk cerita Genk Kompor.
Deni, Nando,
Erin, dan Eno duduk di bangku XI IPS 1, sedangkan Sandi dan Abe menghuni kelas
XI IPA 1. Abe, meskipun anak IPA rajin datang ke kelas IPS hanya untuk melihat
pujaan hatinya yang masuk kelas XI IPS 1. Jadi, bertemu dengan Deni dan lainnya
hanyalah alasan tambahan yang dikamuflase sebagai alasan utama.
Satu hal yang
paling menonjol di dalam novel ini adalah duo narsis yang sama tapi beda, yaitu
Abe dan Nando. Keduanya sama-sama memiliki tingkat kepercayaan diri yang di
luar batas normal. Bedanya hanya satu, Abe adalah tukang tebar pesona (baca:
obral pesona) yang gak laku-laku; dan Nando adalah cowok yang kepedeannya
terletak di jambulnya yang terkenal seantero sekolah (jangan percaya, ini hanya
upaya hiperbolis saya).

Kalau Nando dan
Abe amat lekat dengan dua karakter itu, maka Deni jelas perlu ikut dilekatkan
pada sesuatu. Hm, Deni itu selalu jadi juara bersin. Sekali bersin, dia tidak
akan berhenti hingga jumlah bersinnya genap sepuluh (yang paling rajin
menghitungnya adalah Eno. Gak percaya, cek aja sendiri). Erin selalu lekat
dengan karakter yang seperti putri yang ayu tapi hobi mirip nenek-nenek.
Kenapa? Erin ini sangat memperhatikan penampilan, tapi juga sangat rajin
mengomel. Jadi gambaran saya tentang dia sudah cocok kan?
Eno dan Sandi
adalah dua orang yang terjebak dalam pertemanan ini (nggak dijebak sih, hanya
tanpa sengaja ikut terseret arus). Keduanya sudah lebih dulu bersahabat karena
mereka sudah saling mengenal sejak SD di Medan (jauh yah, tapi kronologisnya
baca sendiri aja yah (^_^)v). Eno adalah tokoh serius, cuek, dan cukup judes.
Tapi dalam diri Eno-lah terbukti bahwa tidak selamanya orang yang pakai
kacamata, suka baca buku, dan serius adalah orang paling pintar sejagad. Ha..ha..
Bagaimana dengan Sandi? Hm..dia ini karakter yang cukup kalem dan misterius,
sering hilang, dan muncul sesukanya. Saking misteriusnya, dia bahkan diduga
memiliki kecenderungan aneh seperti pedofil, germo, dan predikat semacamnya.
Kok bisa?? Ya bisalah. Namanya juga manusia misterius.
Cerita kocak di
dalam buku ini memang benar-benar membuat saya senyum-senyum sendiri membacanya
(syukur saya membacanya di kamar jadi tidak perlu menghadapi pelototan orang
lain karena menyangka saya sudah mencapai stress akut). Dialog mereka juga
cerdas, lucu, dan jayus. Tapi giliran serius, ya pembahasannya juga serius.
Buktinya cerita hidup Sandi cukup membuat saya terharu. Dari cerita-cerita Genk
Kompor yang ada di buku ini, saya paling suka dengan β€œNando dan Hari Ajaibnya”
terutama dibagian saat harus keluar dari parkiran. Ha..ha.. kacau..
Buku ini bisa
menjadi penghibur yang bikin relaks di waktu luang. Saya suka dengan
karakter-karakternya yang cukup kuat dan dialognya yang lucu. Selain itu
persahabatan mereka juga keren. Meski sering kali ada adegan pemerasan di
dalamnya (^_^)v
Kalau harus memberi nilai untuk buku ini dalam skala 1-10, maka saya memberinya nilai 8 (^_^)v