“…
belajar berdamai dengan keadaan, untuk menjadikan masa lalu tetap masa lalu
bukan hantu yang menghantui masa depannya, masa depan kita.”(Hal. 29)
Penulis: Dy Lunaly
Penyunting: Ikhdah
Henny
Perancang sampul:
Nocturvis
Ilustrasi sampul &
isi: Nocturvis & Belinda CH
Pemeriksa aksara:
Gabriel
Penerbit: Bentang
Pustaka
Cetakan: Ketiga, Maret
2014
Jumlah hal.: viii + 204
halaman
ISBN: 978-602-7975-59-0
Enggak
ada yang salah dengan liburan atau negara ini. Aku yang salah. Salah enggak,
sih, nyimpen rahasia dari sahabat sendiri?
-Wira
Ada banyak alasan kenapa aku memilih Belgia, termasuk karena aku akan lebih
jujur kepada mereka. Semoga!
-JiyadLuksemburg, ada apa di negara kecil ini? Nggak tahu, sih, sama enggak tahunya
kalau pilihanku ini akan menjadi bencana. HELP!
-Noura

Aku lebih dari sekadar bahagia ketika merayakan ulang tahun di depan Menara
Eiffel. Tapi, Wira merusaknya dengan sempurna! ARGH!
-Adhia

Tiga kesalahan! Memilih tujuan liburan dengan dart, mengubah rencana di detik
terakhir, dan yang paling parah, akhirnya aku jujur kepadanya. Eh, itu
kesalahan bukan, ya?
-Kalyan

***

 

“Aku
tersenyum melihat mereka. Aku mungkin nggak bisa memilih siapa yang menjadi
keluargaku, tapi aku bisa memilih siapa yang menjadi sahabatku …” (Hal. 38)

 

Kisah
5 sahabat yang melakukan perjalanan ke Eropa ini diceritakan dengan menggunakan
sudut pandang orang pertama dari 5 orang berbeda. Cerita dibuka dengan cerita
dibuka dengan flashback kehidupan
Wira. Cerita tentang sang ayah yang pergi dan meninggalkan bekas luka di hati
Wira dan ibunya.
Kemudian
cerita tentang liburan itupun dimulai dengan menghubungkannya dengan kisah masa
kecil Wira. Kenangan Wira dengan kota Amsterdam. Kemarahan pada sang ayah.
Setelah
itu cerita berlanjut ke Belgi. Gudangnya cokelat yang nikmat dan lezat. Juga
tempat Herge Museum berada. Tempat Jiyad bisa melihat museum penulis Tintin
yang digemarinya. Dan selama perjalanan di Belgia, sudut pandang orang pertama
dari sisi Jiyad-lah yang dipakai. Dan melalui sudut pandang ini  jugalah sebuah pengakuan besar dari Jiyad
dilontarkan dan mengancam retaknya hubungan persahabatan mereka.

Kemudian
cerita berlanjut dari sisi Noura. Mereka melanjutkan perjalanan ke Luksemburg.
Di sana persahabatan mereka kembali direkatkan. Dan saat itu Noura dihadapkan
pada sebuah kenyataan tentang sikapnya yang sebenarnya baik namun bisa membawa
dampak buruk bagi orang – orang di sekitarnya.
Lalu,
perjalanan berlanjut ke Paris. Ke tempat yang membuat Adhia jatuh cinta sejak
kecil. Impian romantisnya pun memasukkan Paris dan “pernyataan cinta” di
dalamnya. Lantas kenapa ketika itu terwujud ia tetap saja merasa tidak bahagia?
Dan
terakhir, Venesia. Ini adalah pilihan Kaylan. Kaylan yang suka bersikap
seenaknya namun sekaligus calon dokter yang pengecut. Hm.. Deskripsi yang aneh?
Tapi itu tepat.
Perjalanan
5 negara yang dilakukan oleh 5 sahabat ini akan membawa pembaca menjelajahi
keeksotisan Eropa. Dan di dalamnya konflik keluarga, cinta, dan persahabatanmu
diketengahkan.
***

 

“Sahabat
bukan orang yang ada ketika kamu sedih, tapi sahabat adalah mereka yang paling
bahagia, lebih dari kebahagiaan yang kamu rasakan ketika melihat kebahagiaanmu.”
(Hal. 75)

 

Hm..
novel Pssst…! adalah novel solo kedua karya Dy Lunaly yang saya baca. Karya pertamanya
yang saya baca adalah My Daddy Odha.
Dalam
karya ini, ada beberapa hal yang berkembang yakni kemampuan Dy Lunaly mengolah
konflik dan mengembangkannya. Siapa yang menduga bahwa perjalanan 5 sahabat ini
akan melibatkan banyak konflik sekaligus. Sayangnya karena dituturkan dari 5
sudut pandang, maka klimaks konflik utama tidak terasa. Rasanya semua masalah
adalah masalah utama.
Hm..
Selain itu, yang perlu diperhatikan dari novel ini adalah penggunaan POV orang
pertama namun dari 5 karakter berbeda. Ini memang membuatnya menarik.
Sayangnya, untuk tokoh cowok, masih terasa kurang maskulin. Cara ia berkata
dalam hati masih lebih dipengaruhi oleh logika dan gaya bahasa perempuan. Ini
memang tantangan bagi penulis perempuan yang mencoba menulis dari sudut pandang
tokoh laki – laki. Semoga di karya berikutnya ini bisa lebih baik lagi. (^_^)
Namun,
di luar semua kekurangan itu, membaca novel Pssst…! akan membuat pembaca
menikmati Eropa secara alami. Tidak terkesan seperti sebuah buku traveling
sebab setting cerita berhasil menyatu dengan apik dalam rangkaian cerita.
Settingnya tidak terasa sebagai tempelan. Itu adalah kekuatan utama buku ini.
Dan,
hei, tokoh Wira ini memang loveable ya. Tapi ya kok penulisnya tega sih sama
Wira (>_<)
Pssst…!
dapat bocoran dari Dy Lunaly. Ia akan menebus dosa dari “kejahatannya” pada
tokoh Wira di buku barunya. Jadi, untuk #TeamWira jangan lupa untuk menunggu
novel terbaru Dy Lunaly.
***
Puisi
yang terinspirasi novel Pssst…!
Aku merindu & membenci Amsterdam
atas kenangan masa kecil penuh duka
& atas hati yang patah
Aku mengharapkan cinta di Belgia
agar kisah cintaku semanis cokelatnyaAku mendatangi Luksemburg
bersama do’a akan bahagia untuk semua

Aku jatuh cinta pada Paris
menunggu kekasih yang romantis
yang mungkin tak eksis

Aku memilih Venesia
tanpa rencana & menemukan keberanianku di sana

Dan terakhir:
Aku memilih sahabat yang penuh cinta
untuk menghadapi dunia bersama

***