kenalan dengan imprint terbaru Penerbit Haru gak?
Penerbit Inari. Lucu ya namanya. Logonya juga. Ngingetin saya sama film “My
Girlfriend is Gumiho” Ah..suka sama film itu.
abaikanlah cerita ini. Yuk balik fokus ke Penerbit Inari.
“Sayap – Sayap Kecil” ini adalah novel perdana dari Penerbit Inari. Ceritanya??
Remaja banget dengan konflik dan twist yang menarik.
tahu lebih banyak? Baca reviewnya di sini: http://atriadanbuku.blogspot.co.id/2015/10/sayap-sayap-kecil.html
dapat bukunya? Boleh bangeeeeet. Nih, kau bisikin ya cara dapetin novel “Sayap
Sayap Kecil” ini:
1. Follow
akun twitter: @atriasartika, @konstantin0609 dan @penerbitInari
2. Share
link giveaway ini di twitter kamu dan mention @atriasartika, @konstantin0609
dan @penerbitInari pakai hashtag #SayapSayapKecil
3. Jawab
pertanyaan berikut di kolom komentar:
“Jika
ada temanmu yang mengalami apa yang dialami oleh Lana, tokoh utama di Sayap
Sayap Kecil, apa yang akan kamu lakukan? Diamkah? Melaporkannya? Atau apa?”
4. Mau
kesempatan menangmu lebih besar?? Tinggalkan komentar di review Sayap Sayap
Kecil ini: http://atriadanbuku.blogspot.co.id/2015/10/sayap-sayap-kecil.html
5. Giveaway
ini berlangsung sejak 9 – 15 November 2015
6. Hanya
untuk yang berdomisili di Indonesia yaaa 😉
Nama : Rigita Cahyani
Akun : @Rigita2110
Domisili : Tegal
Link share :https://twitter.com/Rigita2110/status/663558840139444224
Aku akan mendekatinya, mencoba mengajaknya bicara, membujuk agar dia mau terbuka dan berteman dgn yg lain. Manusia itu makhluk sosial, gk akan sanggup hidup sendiri sekuat apapun. Saat semua orang menjauhinya, aku akan mnjd orang yg mendekatinya krna aku bukan orang yg pilih2 teman, aku suka punya teman yg banyak dan aku akan menjadikannya temanku sama seperti yg lain. Kesendirian itumenyakitkan, apalagi dia menderita tekanan fisik dan psikis yg psti sangat berat
Nama: Akhfhin
Twitter: @afingleek
Domisili: Jakarta Selatan
Link share: https://twitter.com/afingleek/status/663563751417745408
Jawaban:
Melaporkannya pasti. Meskipun nantinya temanku itu akan membenciku karena melaporkan orang tuanya sendiri aku yakin lambat laun dia pasti sadar bahwa apa yang aku lakukan itu akan membantu dirinya dan juga orang tuanya. Dia jadi sadar bahwa dia tidak sendiri menghadapi cobaan hidupnya, masih ada aku, temannya yang akan memberinya dukungan moral dan membantu sebisa mungkin. Untuk orang tuanya pasti akan sadar bahwa selama ini cara mendidik anak yang dilakukan itu salah jadi mereka akan menyesal, segera meminta maaf ke anaknya, dan memperbaiki cara mereka menjadi orang tua bagi temanku itu.
Jadi tidak apa jika temanku membenciku, asal dia tidak tersakiti lagi 🙂
Nama:Ayatin Anisa
Twitter:@tenchoQ
Domisili: Solo
Sukar jg memasuki kehidupan pribadi seseorang sekalipun orng trdekat.bagi Lana mgkn ini aib yg tidak sembarngan orang tahu. Apalagi jika aku seorang remaja yg berteman dg Lana,pasti tidak pny keberanian utk bertindak.lagipula ibunya adalah satu2nya keluarga yg ia pny.aku hny bs bilang pd Lana:ada kalanya melawan bukan berarti mengajak berperang.jika kau tidak pny pasukan, ada aku yg kan mjd bentengmu 🙂
Nama : Tasya
Twitter : @tasyamanda95
Domisili : Bandung
Link share : https://twitter.com/tasyaamanda95/status/663565063261831169
Link comment review : http://atriadanbuku.blogspot.co.id/2015/10/sayap-sayap-kecil.html?showComment=1447040944922#c8690703909677241930
“Jika ada temanmu yang mengalami apa yang dialami oleh Lana, tokoh utama di Sayap Sayap Kecil, apa yang akan kamu lakukan? Diamkah? Melaporkannya? Atau apa?”
Jawaban :Tentu saja harus dilaporkan, tetapi aku akan lebih menggali bukti-bukti untuk menjadi bahan laporan ke kepolisian. Yang paling awal apabila teman aku mengalami hal seperti itu aku akan mengamankan mereka ke tempat yang tidak membuat mereka lebih merasa trauma, aku akan lebih mensupport mereka, membuat mereka merasa nyaman dan aman dan yang paling penting kita tidak memperlihatkan sikap kita yang mengasihani mereka
Ridho Alwadi
Twitter : ridho_al_wadi
Domisili : Jakarta
“Jika ada temanmu yang mengalami apa yang dialami oleh Lana, tokoh utama di Sayap Sayap Kecil, apa yang akan kamu lakukan? Diamkah? Melaporkannya? Atau apa?”
Jawaban :
Menghubungi keluarga terdekat Lana, membawa serta konsultan anak dan Dinas Sosial untuk berbicara dengan ibunya Lana mengenai kebiasaan minum alkohol hingga mabuk, tanpa disadari ibunya melakukan kekerasan fisik juga mental terhadap Lana, memberikan solusi kepada ibunya, Lana untuk sementara di pindahkan ke rumah saudara dari ibunya, dan ibu nya mengikuti terapi berhenti minum alkohol karena anak cenderung mudah meniru kebiasaan buruk dari orang tua
Sri Darmawati
Twitter : @Eyiaz_AB
Link share : https://twitter.com/Eyiaz_AB/status/663595247641890816
Domisili : Lombok Barat, NTB.
Jika ada teman saya yang mengalami apa yang dialami oleh Lana, maka menurut saya, sebelum memutuskan untuk melaporkan ke pihak berwajib atau komisi perlindungan anak, maka saya akan terlebih dahulu bicara dari hati ke hati dengan Lana. Bagaimanapun, ini adalah menyangkut kehidupan pribadi seseorang dan sebenarnya dialah yang paling berhak untuk menentukan sikap. Jika memilih untuk langsung melaporkannya tanpa berdiskusi dengan teman saya tersebut, maka saya khawatir dia akan merasa tersinggung atau merasa saya mencampuri kehidupan pribadinya karena masalah ini juga rumit, bagaimanapun, pelakunya merupakan ibu kandungnya. Setelah berdiskusi, jika memang teman saya tidak mau melaporkan dan kejadian naas tersebut terus terulang, maka saya rasa disini saya harus mengambil peran. Seorang pelaku kekerasan berulang seperti dalam kisah Lana, maka tidak akan jera sebelum diberikan sanksi oleh yang setimpal. Saya yakin, jika ibu teman saya pada akhirnya ditangkap polisi, teman saya pasti sedih sekali, dilema. Disinilah arti saya sebagai seorang sahabat baginya, saya akan selalu mendampingi dia semampu saya, berupaya sebaik baiknya meyakinkan bahwa itulah pilihan terbaik. Saya tak mungkin mendiamkan kejadian itu dan membiarkan ia menghabiskan masa remajanya dalam kesuraman.
Nama : Neni Arwanda
Twitter : @NeniArwanda95
Link Share :
Jika ada teman saya yang seperti itu, saya tidak akan mengambil langkah mendiamkan atau melaporkan karena sesungguhnya jika melaporkan itu adalah tugas Lana sendiri selaku korban. Seorang ibu pada dasarnya baik, namun beberapa mungkin seperti yang diceritakan Lana, tapi bukankah setiap kejadian jahat punya alasan tersendiri ketika diungkap. Mungkin saya hanya akan memberikan sedikit saran apa yang harus Lana lakukan, melaporkan kepada yang berwajib adalah saran yang menurut saya paling tepat. Tapi semua keputusan ada ditangan Lana, karena ini menyangkut urusan pribadinya. Sebagai seorang teman yang baik, saya akan mendampingi Lana, memberikan dia dukungan semampu saya, meyakinkan dia bahwa masih ada teman yang begitu peduli dengannya saat ini, jadi sebenarnya dia tidak sendiri. 🙂
Nadia Zulpa Aulia
@nadia_zulpa
Palembang
https://twitter.com/nadia_zulpa/status/663608432746885120
“Jika ada temanmu yang mengalami apa yang dialami oleh Lana, tokoh utama di Sayap Sayap Kecil, apa yang akan kamu lakukan? Diamkah? Melaporkannya? Atau apa?”
Hmm saya sedikit bingung. Tapi saya akan mencoba untuk menjawabnya. Terlebih dahulu pasti saya akan bertanya kepada teman saya, apakah ia masih akan menunggu sampai Ibunya sadar atas perilakunya. Dan saya akan mencoba perlahan- lahan untuk berbicara dengan santun kepada ibunya. Selanjutnya jika ibunya terus memukulinya hingga memar, pastinya Saya akan menyarakan untuk melapor ke Komite Perlindungan Anak agar Ibunya diberi penanggulan dan teman saya pun aman dan nyaman untuk menghirup udara bebas tanpa ada namanya "kekerasan anak". Meskipun teman saya akan sedih jika berpisah dengan ibu kandungnya. Saya akan memberi sedikit nasihat untuk tetap sabar, menunggu dan ikhlas. Toh hidup ini pasti ada hikmah dibaliknya.
Nama : Afika Yulia Sari
Twitter : @afikayulia
Email : afikayuliaakb@gmail.com
Domisili : Jakarta
Link Share : https://twitter.com/afikayulia/status/663658969806729216
Yang pastinya aku engga bisa tinggal diam, ngeliat teman sendiri menderita. Apa yang ibunya lakuin terhadap dia, sudah melanggar norma yang ada. Bukankah anak adalah titipan dari sang khalik untuk dijaga sebaik-baiknya, bukan untuk disakiti. Aku akan tetap melaporkannya, sekalipun temanku nantinya membenciku, aku tidak apa". Lebih baik aku dibenci tapi dia bebas dari perlakuan ibunya daripada hubungan pertemanan kita baik" tapi aku harus melihat temanku dihabisi babak belur.
Nama: Eris Andriyani
Twitter: @RizAnNie88
Domisili: Kota Batu Jatim
Pertanyaan:
“Jika ada temanmu yang mengalami apa yang dialami oleh Lana, tokoh utama di Sayap Sayap Kecil, apa yang akan kamu lakukan? Diamkah? Melaporkannya? Atau apa?”
Jawaban:
Jika aku punya teman seperti Lana yg bisa aku lakukan hanya memberinya motivasi dan semangat, karena aku hanyalah seorang teman biasa yg baiknya tidak terlalu ikut campur dalam urusan keluarga Lana.
Aku akan memberikan saran kepada Lana agar mencari penyebab kenapa ibunya tega memperlakukan Lana seperti itu, bila perlu lakukan langkah to the point saja langsung saja Lana bertanya kepada ibunya kenapa ibunya membenci Lana.
Seorang ibu akan tetap menjadi seorang ibu, sebenci apa pun ibu kepada anaknya sebenarnya jauh dilubuk hatinya yang dalam pasti ada rasa kasih sayang tulus seorang ibu.
Dengan bertanya langsung maka uneg uneg yg selama ini terpendam bisa di ungkapkan, dan dengan begini masalahnya pun menjadi jelas. Semua masalah pasti ada jalan penyelesaiannya.
Sekian terima kasih
Nama : Faiz Istighfara
Akun : @istighfaraFazi
Domisili : Sidoarjo, Jatim
Link share : https://twitter.com/istighfaraFaiz/status/663697952804724736
Jujur saya sendiri pribadi yang sedikit introvert juga. Dan jika ada teman yang seperti Lana diusia remaja seperti itu, mana ada juga anak yang nekat melaporkan hal tersebut. Kecuali memang anak yang punya jiwa nekat tinggi. Bagaimanapun, kita tetaplah hanya anak-anak. Akan ada banyak hambatan dan rintangan dalam jalannya untuk 'menegakkan keadilan'. Lalu, jika saat itu saya mendapati ada teman yg seperti Lana, mungkin saya lebih akan membantunya secara diam-diam.Seperti meletakkan obat luka di lokernya, atau menyisihkan uang saku utuk dia yg akan saya letakkan dilokernya, dan segala contoh bantuan kecil lainnya. Karena memang ada benarnya. Jika kau menjadi Lana yang memiliki beban psikis dan mental seperti dia, akan mengalami yang namanya ketidaknyamanan untuk mencoba dekat dan akrab dengan orang lain, dengan masalah yang dipikulnya. Maka dari itu saya akan melakukan apapun yg saya bisa untuk membantunya secara diam-diam. Tapi beda cerita jika dia mulai terlihat putus asa dan butuh seseorang disisinya, saya akan dengan segera menghampiri dan menjadikan bahu saya sandarannya. Mendengar keluh kesahnya dan memberikan saran jika diminta.
Nama: Kiki Suarni
Twitter: @Kimol12
Domisili: Batubara-Sumut
Link share:https://mobile.twitter.com/Kimol12/status/663783860241498113
Jawaban:
Jujur susah juga menempatkan diri dalam situasi seperti itu. Jika kita mencoba masuk ke kehidupan orang lain, maka dia akan merasa kita terlalu mencampuri kehidupan pribadinya. Tapi kalau aku punya teman seperti itu, sebelum melapor ke pihak yang berwajib, aku akan melakukan pendekatan persuasif. Meyakinkannya bahwa tindakan kekerasan itu tidak dibenarkan, bahkan jika pelakunya orang tua kita sekalipun. Tapi jika memang tidak berhasil, aku akan meminta bantuan lembaga terkait misal KPAI untuk menindaklanjuti dugaan kekerasan tersebut. Mungkin dia akan marah dan membenciku, tapi aku yakin waktu akan memberinya ruang untuk berpikir bahwa memang kekerasan itu salah. Walau dia membenciku, aku akan selalu menganggapnya sebagai teman dan siap menjadi tempat nyamannya kembali.
Pengen banget baca cerita Lana dan Surya yang menyentuh ini. Semoga aku beruntung, aamiin.
Tri Indah Permatasari
@LiebeIs0503
Palembang
https://twitter.com/LiebeIs0503/status/663741694312112128
Batas. Ketakutan. Itulah yang terkadang membuat orang sulit untuk mengambil keputusan. Aku memiliki teman seperti itu, walau tidak mengalami kekerasan yang begitu parah, tapi ia sering mendapat pukulan juga. Bukan aku tidak ingin mengadukannya, tapi karena temanku sudah dewasa dan dia menyimpulkan bahwa dia akan baik-baik saja jika hanya berdiam diri dan menerima semuanya. Maka dari itu, aku tidak mau melewati batas. “Manusia pada akhirnya harus menghadapi semuanya sendirian, meskipun dikelilingi banyak orang.” Dia yang menjalani hidupnya dan aku hanya mampu memberikan semangat dan tentunya do’a. karena aku yakin, kasih sayang dan cintanya pada ibu-tirinya itu pasti secara perlahan akan meruntuhkan emosi dan meluluhkan hati beliau , hingga sadar bahwa temanku adalah seorang anak perempuan yang solehah, anak yang hanya ingin melihat ibunya bahagia. Hanya tinggal menunggu waktu yang tepat.
Nama: Evita
Akun: @evitta_mf
domisili: Jogja
link share: https://twitter.com/evitta_mf/status/664151041462571008
Kalau punya teman yang bernasib seperti Lana, aku bakal dekati dia, ajak ngobrol, dengerin curahan hatinya dia siapa tau dengan begitu bisa sedikit mengobati sakit hatinya karena masalah dia di rumah.
Kalau sampai ibunya semakin keterlaluan aku bakal laporan ke pihak berwajib. Kasian kan setiap hari harus dipukulin ibunya. Lana masih remaja, anak-anak kan nggak boleh didik dengan cara kaya gitu. Nanti psikologisnya bisa terganggu.
Nama : Hanifah
akun Twitter @hanifahae
Domisili : Bekasi
Link Share : https://twitter.com/hanifahae/status/664307094187732992
Link Komentar : http://atriadanbuku.blogspot.com/2015/10/sayap-sayap-kecil.html?showComment=1447217937855#c157388974381865823
Kalau punya teman yang bernasib sama dengan Lana. aku akan berusaha menjadi tempat curhat dia. apapun, dan coba mendekati ibunya, walaupun sedikit takut. aku coba. mungkin dengan melakukan kebiasaan yang disukai ibunya, memasak bersama, atau apapun, juga menyelipkan pengertian dan kasih sayang di sela obrolan kita. begitu juga dengan temanku, aku berusaha menassehati dan tidak memojokkan dia. tapi berusaha mlindungi dan memberi pengertian kasih sayang pula, meski berbeda cara dengan ibunya. intinya aku ingin mengobati sakit fisik dan psikologisnya. berusaha jadi penyambung kasih sayang mereka. supaya, mereka memahami arti kasih sayang ortu-anak. itu pendapatku. semoga berkesan 🙂
Nama: Ayu Widyastuti
Twitter: @widyayu15
Email: ayu_lmh@yahoo.com
Domisili: Palembang
Link tweet: https://twitter.com/widyayu15/status/664386637162377216
Yang pertama tentunya harus mengamankan Lana dulu dari jangkauan ibunya. Bisa untuk sementara tinggal di rumahku. Kemudian melaporkan kasus ini kepada pihak KOMNAS perlindungan anak di kota setempat supaya ada penanganan lebih lanjut. Yang terpenting masih bisa dibicarakan dari hati ke hati dengan ibu Lana, bukan langsung ke kantor polisi. Kasihan ibunya kalau dipenjarakan. Mungkin ada yang salah dengan jiwanya sehingga berlaku seperti itu. Lebih baik dapat treatment daripada masuk bui.
Nama : Eka Sulistiana
Twitter : @ekasulistiana24
Email : ekasulistiana2412@yahoo.co.id
Link Share : https://twitter.com/ekasulistiana24/status/664425781267841026
Domisili : Palembang
Jawaban :
Saya tidak akan tinggal diam, karena saya paling tidak suka dengan yang namanya kekerasan. Apalagi bila hal itu terjadi pada kerabat dekat saya. Yang akan saya lakukan, adalah melaporkan hal tersebut kepada pihak yang berwenang untuk mengatasinya. Misalnya, Polisi dan Komisi Nasional Perlindungan Anak. Kalau bisa, kasus tersebut harus diseret ke jalur hukum dan pelakunya harus mendapatkan hukuman yang setimpal agar dia sadar dan jera, sehingga tidak akan mengulangi lagi perbuatan kejinya itu. Meskipun ada motif lain yang menjadi alasan pelaku berbuat demikian, yang namanya kekerasan tetaplah dilarang dan tetap tidak lazim dilakukan, apapun alasannya.
Untuk teman saya yang menjadi korban, saya akan selalu berada disampingnya. Saya akan selalu berupaya untuk bisa menyediakan pundak saya sebagai tempatnya bersandar. Korban kekerasan biasanya rentan terhadap rasa trauma. Dan sebagai teman yang baik, saya akan jadi orang pertama yang akan menangkal rasa traumanya. Ia harus selalu diberi motivasi agar bisa terus semangat dalam menjalani hidup. Saya akan meyakinkan dia bahwa akan ada kebahagiaan besar yang menantinya jika dia menghadapi semua penderitaan tersebut dengan kesabaran dan kekuatan.
Asy-syifaa
@asysyifaahs
asysyifaahs(at)yahoo(dot)com
Bandung
https://twitter.com/asysyifaahs/status/664553960305352704
Sebenarnya bukan salahku juga kalau nggak tahu apa yang terjadi pada Lana, karena dia sendiri memang nggak pernah mau menceritakan permasalahannya pada orang lain kan? Tapi aku sadar betul bahwa keputusannya untuk nggak cerita dengan siapapun—kecuali sama diary-nya—adalah salah satu pilihan yang tepat, ia nggak mau bikin masalah baru dan membebani orang lain dengan masalah pribadinya sendiri. Padahal…., kalau saja Lana mau lebih terbuka, akan selalu ada orang yang setia mau mendengar keluh-kesahnya meski (mungkin) sulit untuk membantunya keluar dari permasalahannya sendiri—dalam hal ini kekerasan anak.
Kalau aku memosisikan diri sebagai teman Lana, aku akan berusaha mencari tahu apa yang terjadi dengannya. Masa sih nggak ada satupun yang sadar dari kondisi Lana tiap berangkat sekolah—yang penuh dengan luka lebam dan memar di tubuhnya? Paling tidak, rasa penasaran membuatku ‘cukup tahu’ apa yang terjadi sebenarnya. Aku mungkin nggak bisa membantu banyak, kalau dengan melaporkan masalahnya bisa selesai, tentu aku bakal cepat-cepat melapor, tapi sayangnya tidak, bisa jadi masalah akan semakin merumit saking terlalu buru-buru mengambil keputusan. Makanya, sebagai teman—yang kata Lana, bukan teman akrab—aku bersedia menjadi pendengar ceritanya. Dengan mendengarkan mungkin nggak bakal ada yang berubah, bisa jadi Lana masih dipukul ibunya, tapi setidaknya… beban itu bisa terbagi dengan keberadaan orang yang mau mendengarnya, dan tentu saja aku akan merahasiakan hal tersebut, kecuali kalau kekerasan yang dialami Lana semakin menjadi, bukan tidak mungkin aku segera melapor kalau nggak mau kecewa karena kehilangan Lana hanya karena aku terlalu lambat memberitahukan pada pihak yang berwenang.
Wardah
@bungaoktober_
Jogja
https://twitter.com/bungaoktober_/status/664659549165481984
“Jika ada temanmu yang mengalami apa yang dialami oleh Lana, tokoh utama di Sayap Sayap Kecil, apa yang akan kamu lakukan? Diamkah? Melaporkannya? Atau apa?”
…. Tergantung tingkat kedekatan saya sama teman tersebut. Serius. Habis saya bukan tipe yang suka konfrontasi sih. Saya plegmatis.
Jadi, misal saya baru kenal seseorang-seperti-Lana dan misal dia memang menyenangkan (atau bikin penasaran atau saya merasakan kedekatan sama dia), pasti saya bakal mendekatinya. Jika pun dia enggan didekati, yaudah, apa yang bisa saya lakukan? Ini kasusnya kalau saya kayak Surya yang baru masuk dalam hidup Lana ya. Tapi, berhubung tetangga, saya juga akan berusaha menjaga hubungan baik.
Jika saya memang sudah temanan sama seseorang-seperti-Lana ini dari lama, saya bakal selalu menemani dia. Saya tipe teman yang nggak bakal memaksa temannya untuk cerita, kalau memang nggak mau. Jadi, saya akan berusaha selalu ada di sisinya. Meski gitu, ketika saya tahu dia memang mengalami kekerasan, ya saya bakal berusaha sebisa mungkin buat menyelamatkan dia. Tapi saya juga nggak mau dia sampai terluka, jadi, ya awalnya saya pasti bakal berusaha berkomunikasi sama dia. Membicarakan perihal ini dan apa yang sebaiknya dilakukan. Mencampuri rumah tangga orang lain jelas hal yang buruk, ya saya berusaha menjadi teman yang terbaik. Kalau tingkat kekerasan tesebut sudah meningkat, nah baru saya bakal melaporkan pada orang dewasa di sekitar saya. Karena ya saya jelas nggak mau sampai kehilangan teman saya. :")
Duh maaf ya kalau jawabannya semrawut. Habis saya jadi beneran membanyangkan. Soalnya pernah punya teman yang punya kasus gini, tapi bukan kekerasan sih, cuma ya kinda a like. Untungnya udah selesai dengan baik.
Nama: Putri Prama Ananta
Twitter: @putripramaa
Domisili: Probolinggo
https://mobile.twitter.com/PutriPramaa/status/664916367821393921?p=v
Aku akan melaporkannya pada pihak bimbingan konseling sekolah, meminta bantuan guru yang lebih mengerti tentang penyelesaian permasalahan temanku. Bimbingan Konseling bukanlah tempat anak nakal tapi merupakan tempat yang bisa membimbing kita. Kemudian, aku mengajak temanku bercerita pada sosok dewasa di antara kami agar ada sebuah saran yang tepat.
Aku pernah memiliki teman yang mengalami hal yang menyerupai permasalahan Lana. Sama seperti Lana, temanku juga masih bersekolah. Dia menganggapku kakak dan dia sama halnya dengan adik bagiku. Dia seringkali dimarahi oleh ibunya karena hal-hal sepele. Berdasarkan ceritanya, dia seringkali dianggap bersalah oleh ibunya dan tentu saja ibunya lebih memilih memihak pada orang lain daripada dia. Sedangkan ayahnya selalu berpihak pada ibunya. Kejujuran temanku tersebut tidak berarti apa-apa. Saat itu, aku memberinya saran untuk selalu berkata jujur dan mematuhi perintah orang tuanya. Dengan berkata jujur, tidak akan ada hal yang ditutupi lagi anak pada orang tua, anak akan bebas mengungkapkan apa yang ada di pikirannya selama ini. Tetapi, temanku tersebut berkata, "tidak ada gunanya. Mereka tetap menyalahkanku." Aku memutar otak, lalu aku diam-diam menghubungi guru BK kami. Guru BK kami memanggil temanku tersebut, memintanya memberitahukan permasalahannya dan akan memberikan saran padanya setelah dia bercerita. Tapi, temanku justru menangis, dia takut untuk membongkar keburukan orangtuanya, dia tak ingin mengungkapkan rahasianya. Mungkin, dia takut hal tersebut akan berpengaruh pada nilainya, tapi aku mengingatkan lagi, hidup itu bukan untuk angka. Akhirnya, aku kembalikan semuanya padanya, aku memintanya kembali berlaku apa adanya, jangan membuat orangtuanya kecewa, buatlah mereka bangga, dan selalu patuhi mereka.
Ketika hal semacam itu terjadi, aku tidak akan diam. Aku masih 17 tahun, tidak selamanya perkataanku didengarkan. Terkadang aku masih dianggap seperti anak kecil yang pendapatnya tak perlu didengarkan. Jadi, tentu, aku akan meminta bantuan orang dewasa untuk membuat permasalahanku selesai, seperti ceritaku di atas, aku meminta bantuan orang dewasa. Setidaknya, aku harus percaya bahwa orang dewasa memang memiliki pikiran 'dewasa' untuk menyelesaikan permasalahan temanku. Selain itu, aku selalu ingat dengan ucapan-ucapan orang tua di keluargaku tentang 'orang tua ingin yang terbaik buat kamu'. Orang tua pastinya ingin yang terbaik bagi anaknya, jadi, aku akan katakan lagi pada temanku tersebut, "orang tua ingin yang terbaik buat kamu. Mungkin, itulah salah satu cara orangtuamu untuk memberikan yang terbaik untuk kamu. Jadi, yang perlu kamu lakukan hanyalah selalu melakukan yang terbaik untuk hidupmu, masa depanmu."
*sekalianajasharing
Nama: Fira
twitter: @saphiFat
domisili: Yogyakarta
https://twitter.com/SaphiFat/status/664993198398394368
Jawaban:
Masuk dan ikut campur dalam urusan pribadi orang lain itu sangat susah bagi saya kecuali orang tsb sangat sangat dekat. Ketika ada hal seperti itu terjadi biasanya saya membangun pelan-pelan kesadaran dari dirinya bahwa apa yang terjadi pada dirinya itu salah dan harus ada semangat minimal dari dalam diri: saya harus melawan! Minimal telah muncul dalam dirinya bahwa ia harus keluar dari situasi seperti itu. Kemudian jika dengan cara baik-baik antara dia dan ibunya gagal maka, minta bantuan pihak ketiga. Jika di sekolah minta saran pada guru BK atau guru yang dianggap dekat. Selama proses itu sebaiknya terus disupport supaya dia pun mau memperjuangkan hidupnya keluar dari segala hal tsb.
JIka tidak bisa juga, mungkin menulis kisahnya dan mengirimkannya ke internet atau media massa.
Oh ya, jangan remehkan kekuatan doa.
Sekian dari saya
nama: Aulia
twitter: @nunaalia
domisili: Serang
link share: https://twitter.com/nunaalia/status/665072867051233280
“Jika ada temanmu yang mengalami apa yang dialami oleh Lana, tokoh utama di Sayap Sayap Kecil, apa yang akan kamu lakukan? Diamkah? Melaporkannya? Atau apa?”
Jawaban:
Aku akan sangat emosi jika tahu ada teman yang mengalami hal seperti Lana, tapi jujur aku tidak bisa untuk langsung membantu seorang diri. Jadi aku akan melapor pada pihak yg berwenang dan meminta bantuan pada ahlinya untuk melepaskan temanku dari kekerasan orangtuanya sendiri.
Nama: Adriani Febrina
Twitter: @FebrinaAdriani
Domisili: Aceh(NAD)
Link Share: https://twitter.com/FebrinaAdriani/status/665183742730747905
jawaban:
Jika aku punya teman yg seperti Lana. Aku akan berfikir dua kali sebelum melakukan tindakan. Karena ini menyangkut permasalahan keluarga orang lain dan aku bukanlah korban disini. Ini bukan suatu hal yang mudah untuk diselesaikan, selain kekerasan anak, bukankah mabuk-mabukan sesuatu yg melanggar hukum juga? Untuk menyelesaikan itu semua pasti membutuhkan bukti-bukti yang kuat dan logis. Tak bisa hanya dengan pikiran seadanya.
Terlebih, aku masih ank SMA. Sebagian besar orang dewasa pasti masih menganggap ank SMA hanyalah ank ingusan yang ikut campur urusan orang lain tanpa pengetahuan yang akurat. jadi, aku hanya bisa memberikan semangat kepadanya. dengan kehidupan yang seperti itu ia pasti jarang merasakan kenyamanan. maka aku akan mengatakan seperti ini, "jangan mudah menyerah, hidup ini memang tak mudah. kamu tau? dibalik indahnya kehidupan pasti ada setitik kegelapan disana, begitupun sebaliknya. Dari semua sakit yang kau rasakan selama ini, pasti ada hikmahnya. Ini belum berakhir, terkadang kebahagiaan datang setelah penderitaan." 🙂
Nama:Dini Auliana Putri
Twitter:@dini_auliana
Domisili:Lampung
Link share:https://twitter.com/dini_auliana/status/665455436036972544
Disitu dijelaskan bahwa sosok jahat ibu Lana itu beralasan meskipun tidak dibenarkan. Semua itu kembali pada Lana yg menjalaninya. Sebagai teman kita hanya bisa merasa simpati dan terus membangkitkan semangatnya, bahwa yg dilakukan ibunya itu demi kebaikannya, meski caranya kadang berlebihan.
Nama : Ratnani
Twitter : @ratnaShinju2chi
Domisili : Jepara
Link Share : https://twitter.com/ratnaShinju2chi/status/665552999700414464
Jawab : Jika aku mempunyai teman seperti Lana. Aku akan menghiburnya, memberikan semangat dan kekuatan. Lalu meminta bantuan pada orang dewasa untuk menjadi penengah pada permsalahan Lana. Misalnya guru di sekolah atau kepala dusun. tentu dengan izin Lana. Meskipun memiliki niat baik sudah tentu harus meminta izin. Aku akan mencoba meyakinkannya bahwa setiap masalah itu ada penyelesaiannya.
Nama : Fransisca Susanti
Akun : @siscacook
Domisili : Bogor
Link share :https://twitter.com/siscacook/status/665588443758485504
Aku akan melaporkannya walaupun dianggap sok ikut campur. Untuk langkah pertama lebih baik melaporkannya secara intern, misalnya kepada kerabat/keluarga orang tua anak tersebut sehingga masalahnya bisa selesai dengan pendekatan khusus. Dalam hukum, jika kita membiarkan suatu perbuatan jahat terjadi, itu berarti sama saja kita yang berbuat jahat. Jangan memberi kesempatan untuk berbuat jahat. Karena jika terlambat menangani kekerasan anak, bisa menyesal. Walaupun seorang anak tidak terbunuh karena kekerasan, tapi dampaknya buruk untuk kesehatan jiwanya. Anak tersebut bisa mengalami trauma, tidak percaya orang, konsentrasi belajar menurun, berkepribadian penyendiri, apatis, dan getir. Bahkan bisa mengalami schizophrenia. Atau anak tersebut tidak mengalami trauma atau gangguan jiwa, tapi meniru tingkah laku orang tuanya yang pemabuk dan kasar.Itu memicu siklus kekerasan tanpa henti secara turun-temurun. Anak berhak mendapat hidup yang terbaik. Orang tua tidak memiliki anak secara mutlak sehingga orang tua tidak berhak untuk bersikap sesuka hati. Trims ^^
Nama : Nova Indah Putri Lubis
Twitter : @n0v4ip
Domisili : Medan
Link Share : https://twitter.com/n0v4ip/status/665609689510469632
Saya terlebih dulu bertanya kepada teman saya bagaimana perasaannya dan apa yang diinginkan teman saya sekarang. Karena terkadang mereka yang pernah mengalami kekerasan seperti ini ada yang lebih memilih diam dan menolak pertolongan meskipun ada orang yang berniat membantu mengeluarkannya dari masalah bukan karena tak ingin keluar dari masalah
tapi lebih kepada takut dan setelahnya saya akan membawanya ke rumah saya dan bertemu orangtua saya, agar dia tau bahwa masih ada orang dewasa yang bisa dipercaya dan mau mendukung serta melindunginya. Mungkin dengan bertemu orang dewasa yang bisa dipercaya dan bisa diajak bicara mampu meringankan sedikit bebannya ditambah orangtua saya juga
bisa membantu mencari solusi terbaik dari masalah ini seperti membantu melaporkannya kepada pihak berwajib. Terkadang mereka yang menjadi korban kekerasan ada yang menolak untuk membawa masalah ini ke jalur hukum selain karena rasa takut tadi juga karena masih terbersit rasa sayang sehingga muncul rasa kasihan untuk melaporkan si tersangka ini dan saya harap sih dengan bicara pada orang dewasa bisa membuka mata dan pikirannya sehingga bersedia membawa masalah ini ke jalur hukum…
Terima kasih kak Tria ^^
Nama: Ananda Nur Fitriani
Twitter: @anandanf07
Domisili: Bogor
Link share: https://twitter.com/anandanf07/status/665612866616094721
Jika aku mempunyai teman seperti Lana, yang selalu mendapat perlakuan kasar dari Ibunya, aku hanya dapat memberi dukungan dan saran-saran yang baik untuknya. Menghiburnya jika sedang ada masalah, memberi kekuatan serta selalu setia menjadi tempat curhat baginya. Aku juga akan memintanya untuk menceritakan permasalahannya ke guru Bimbingan Konseling sekolah. Jika dia tidak mau, aku bersedia untuk menggantikannya bercerita. Karena kekerasan terhadap anak adalah sesuatu yang tidak dapat dibiarkan. Tapi bagaimanapun juga, aku (sebagai temannya yang masih sama-sama remaja) tetap tidak punya hak untuk mencampuri urusan keluarga orang lain. Apalagi aku masih remaja, pastinya belum mengerti urusan-urusan orang dewasa. Mungkin ada hal-hal yang membuatnya berlaku seperti itu, yang tentunya belum aku mengerti. Aku cukup menjadi tempatnya berkeluh kesah, serta memberi tanggapan, saran, dan dukungan semampuku. Sisanya, aku serahkan kepada yang lebih berwenang, baik itu bimbingan konseling, ataupun yang lebih tinggi seperti Lembaga Perlindungan Anak.
nama : Wening Purbawati
twitter : @dabelyuphi
share : https://mobile.twitter.com/DabelyuPhi/status/665658964739121152?p=v
domisili : Ambarawa
“Jika ada temanmu yang mengalami apa yang dialami oleh Lana, tokoh utama di Sayap Sayap Kecil, apa yang akan kamu lakukan? Diamkah? Melaporkannya? Atau apa?”
melaporkan sudah pasti mbak, tapi sebelum itu aku harus mencari tahu dulu alasan kenapa temanku itu sampai mendapat kekerasan dari keluarganya. aku akan mencoba mendekati temanku itu agar lebih terbuka padaku, dan jika memungkinkan, aku juga ingin mendekati keluarganya, sehingga aku bisa tahu alasan dari kedua pihak sebelum aku memutuskan bagaimana cara untuk membantu temanku itu dan (jika bisa) mendamaikan mereka. melaporkan kekerasan tersebut pada pihak yg berwajib adalah cara terakhirku untuk membantu temanku dan jika keluarganya tidak bisa menghilangkan kekerasan tersebut.
Nama : Tanya Fransisca
Twitter : TanyaFcsh_
Domisili : Tangerang-Binong Permai
Link : https://twitter.com/TanyaFcsh_/status/665702965928288257
Kalo punya teman kayak gitu pasti dia bakal seneng menyendiri dan gue bakal deketin dia dan bilang begini
Ga bosen hidup harus dikasihani mulu ama orang lain? Lu kira dgn jadi diem dan tertutup lu udah bener? Lu ga ngerasa hidup lu malah makin kasian?
Liat aja tatapan orang2 ke elu
Kenapa? Lu mau bilang kalo gue ngga ngerasain yg lu rasain?
Please deh! Emang di dunia ini elu doang yg punya masalah? Di dunia ini masalah hidup lu doang yg paling gede?
Masih banyak yg hidupnya lebih buruk daripada lu
Makanya sekali kali tuh liatnya ke bawah, jgn ke atas terus
Liat tuh dibawah lu masih banyak yg lebih susah
Dan kalo lu emang udh ga tahan ama nyokab lu, laporin aja! Kalo lu ngga mau yaudah juga gppa
Tapi ga usah murung tiap hari
Syukuri aja
Mungkin itu kasih sayang nyokab lu yg salah penyampaiannya
Yg penting jgn slalu murung! Semangat broo
Hidup cuma sekali
Masa mau lu sia sia in
Nama : Agatha Vonilia Marcellina
Twitter : @Agatha_AVM
Domisili : Jember
Link share : https://twitter.com/Agatha_AVM/status/665732351721234432
Teman yang mempunyai masalah seperti Lana tidak akan mudah untuk menceritakan masalahnya. Aku mendekatinya terlebih dahulu mencoba untuk menjadi teman bicara yang baik sehingga dia merasa nyaman untuk menceritakan segala permasalahan yang terjadi pada dirinya dan ibunya. Aku akan memberinya nasehat-nasehat dulu. Kalau semakin lama ibunya semakin menjadi, aku akan melaporkannya ke wali kelas dan ibunya akan mendapatkan surat panggilan. Tidak hanya itu saja, aku akan mencoba melaporkannya kepada Guru Bimbingan Konseling dengan menggandeng seorang psikiater untuk ibunya demi menjaga temanku. Tapi, yang paling penting dan harus aku lakukan adalah tetap berada di sisinya (menjadi sahabat yang baik baginya) karena dia sedang membutuhkan tempat untuk bersandar.
Nama Riqza Nur Aini
Twitter @riqzanainiee
Domisli Demak
Link Share https://mobile.twitter.com/riqzanainiee/status/665514722481930240?p=v
Bismillah… 🙂
Jika aku mempunyai teman seperti Lana,hal pertama yang akan aku lakukan adalah mencoba mendekatinya,mencoba untuk menjadi sahabatnya bukan hanya sekedar teman,membuatnya percaya padaku bahwa aku adalah sahabatnya.Tokoh seperti sosok Lana terkadang memiliki sedikit gangguan mental atau trauma,jadi harus sedikit bersabar untuk bisa mendekatinya.Lalu setelah aku berhasil menjadikannya sahabat,aku akan berusaha membuat dia nyaman bersamaku,membuatnya mencurahkan seluruh isi hatinya kepadaku lalu aku akan memberinya semangat motivasi agar dia tetap kuat menghadapi cobaan,aku akan mnjadi sahabat terbaiknya.Sahabat seperti sosok Lana di #SayapSayapKecil sangat butuh seseorang yang selalu ada buatnya,setidaknya membuatnya tenang dan akulah yg akan menemaninya setiap saat,selalu ada disaat dia membutuhkan bantuanku,menjadi pendengar yang baik untuknya.Sosok Lana setiap hari selalu dipukul ibunya,setiap hari selalu pergi sekolah dengan luka lebam disekujur tubuhnya,siapa yang tega membiarkan seorang seperti Lana sendirian.Aku akui,aku orangnya sangat tidak tegaan jika mlihat hal2 yang membuat iba disekelilingku,misalnya seorang kakek kakek penjual buah pisang yang kutemui kemarin ingin sekali hatiku untuk membantunya,namun apalah dayaku.Apalagi aku mempunyai teman yang jelas2 tersiksa tentunya aku akan melakukan apa saja yang aku bisa untuk membantunya.Menemaninya,mendampinginya,membuat dia tersenyum,membuatnya kembali semangat,aku akan melakukan apa yang aku bisa untuk sahabatku itu.Aku juga tidak akan takut untuk mencoba berbicara kepada Ibu Lana mengenai masalah itu.Meskipun ia melakukan tindakan yang salah yaitu selalu memukuli Lana,tetapi seorang ibu tetaplah seorang ibu,yang mengandung Lana,yang menyusui Lana,membesarkan Lana,merawat Lana,hingga ia bekerja sebagai wanita penghibur itu untuk siapa?Untuk menghidupi Lana bukan?Hati nurani Ibu Lana tetap masih ada meski tlah tertutup oleh keegoisan.Lana mungkin dijadikan pelampiasan ibunya atas segala penderitaan di hidup mereka.Aku akan merasa sangat bahagia jika dapat membantu sahabatku yang seperti sosok Lana.Lalu,jika ibunya tetap bertindak seperti itu kepada Lana,aku akan meminta orang tuaku untuk melaporkannya ke KOMNAS.Agar ibu Lana sadar,dan Lana bisa mendapat bimbingan psikis.Aku akan melakukannya dengan senang hati.Aku akan membuat Lana merasa bahagia memiliki sahabat seperti aku dihidupnya.Aku akan senantiasa ada untuknya,menemaninya setiap waktu,menjadi pendengar yang baik untuknya,dan selalu membuat dia tersenyum dan tetap semangat menghadapi semua cobaan ini.Tidak akan pelangi keindahan sebelum ada badai,bukan??
Nama: Ridzki Putri
Twitter: kikikiki_R
Domisili: Jakarta timur
Link share: https://twitter.com/kikikiki_R/status/665865560534548480?s=01
Kalau aku mempunyai teman seperti lana, aku aka mencoba menolongnya dgn mendekati dirinya secara perlahan karena klo aku langsung deketin dia kemungkinan dia ga bkl ngeceritain kisahnya. Dari pendekatan persuasif itu, aku dengerin cerita lana terus ngasih saran2 utk menghadapi situasi mencekam ketika bersama ibunya salah satu nya dia bisa menginap di rumah saudaranya, berlari ke kamar kemudian mengunci pintu kamar, atau aku menceritakan kisah lana pada ortuku terus mereka dtng ke rumah lana dan memberikan nasehat pada ibu lana atau aku menemani lana utk melapor ke pihak sekolah terutama guru bp dan menyuruh utk dtng ke rumah lana lalu memberikan ibu lana nasihat. Klo tak mempan juga, lapor polisi dgn perkara tindakan kekerasan. Tapi klo misalnya lana tak ingin melapirkan ibunya, maka aku akan selaly membetikan motivasi padanya, menguatkan hatinya, memberikan pundak ketika dia membutuhkan. Aku bakal siap utk lana! Bagaimanapun lana tak mungkin menghadapinya sendiri.
nama: Thia Amelia
twitter: @Thia1498
domisili: Bogor
link: https://twitter.com/Thia1498/status/665897037183913984
“Jika ada temanmu yang mengalami apa yang dialami oleh Lana, tokoh utama di Sayap Sayap Kecil, apa yang akan kamu lakukan? Diamkah? Melaporkannya? Atau apa?”
Zaman sekarang ini. Banyak orang yang ga berani lapor karena takut, padahal untuk apa takut, toh sekarang HAM juga sudah di junjung tinggi. Kalau kepolisian ga mau ikut campur masih ada KOMNAS HAM yang bakal menindak lanjut. Masih banyak masyarakat yang peduli mulai dari sosial media sampai bertemu langsung. Kalau misalnya temanku mengalami hal yang sama oleh Lana, aku bakalan lapor pasti, dan bakal siap jadi saksi kalau memang dibutuhkan. Kenapa? Karena saya manusia, sifat dasar yang diberi oleh tuhan adalah saling menyayangi dengan sesama. Ketika banyak berita diluar sana tentang beberapa orang yang terenggut hak nya dengan sadis, saya hanya bisa diam dan menunggu berita lanjut nya dari televisi, mendoakan dia dan mengutuk orang yang menyakitinya.
Dan jika kejadian itu ada dihadapan saya, dengan tegas saya akan membantu dia. Katakan saya suka ikut campur dan mungkin akan dapat masalah juga, tapi bukankah menolong dengan sesama itu kewajiban bagi setiap manusia? bahkan tuhan sudah menjanjikan banyak hal baik jika memang niat saya tulus membantu. Biar teman saya marah karena ikut campur, tapi ketika saatnya nanti dia sadar, mungkin dia akan berterimakasih pada saya karena telah membantunya keluar dari jurang yang kelam itu. Dan bagi saya itu membahagiakan, karena dia bisa tersenyum tanpa memikirkan apapun selain menggapai masa depan dia yang pastinya akan cerah.
Rini Cipta Rahayu
rinspiration95@gmail.com
@rinicipta
Sebagai sahabat Lana, aku akan menganak dia mengobrol dari hati ke hati. Nggak mungkin aja kalau aku tiba-tiba jadi superhero padahal nggak terlalu dekat dan tau permasalahannya. Apalagi itu menyangkut hubungan keluarga, dimana mereka juga memiliki privacy yang nggak seharuanya dilanggar oleh orang asing.
Tapi kalau konteksnya sudah penyiksaan, penganiayaan dan mengancan nyawa ya kita nggak bisa tinggal diam dong. Mungkin saja kan ibu Lana mengalami gangguan kejiwaan karena depresi? Itu yang mesti diusut, pasti ada yang melatar belakangi tindakannya. Karena aku yakin, nggak ada ibu yang tega akan menyakiti anaknya jika dia benar-benar waras.
Yang terpenting, laporkan ke Komnas HAM dengan anonim. Mereka lebih berkewenangan untuk memutuskan apa yang seharusnya dilakukan pada Ibu dan Lana. Entah diberikan penanganan/rehabilitasi untuk memulihkan kondisi kejiwaan yang sempat terguncang karena trauma tersebut. Harapannya setelah kenadian itu, Lana dan ibunya bisa kembali bersama dan berbahagia.
Nama : Safitri Ariyanti
Twitter : @safitriariyanti
Domisili : Lampung
Link share : https://mobile.twitter.com/safitriariyanti/status/665926143833346048?p=v
Meski sulit untuk memilih antara melaporkan atau diam saja karena menikirkan perasaan temanku, aku akan meyakinkan diri untuk melaporkan. Diam bukanlah solusi dan tindak kekerasan bukanlah hal yang sederhana. Aku mumgkin tidak langsung melaporkannya ke pihak yang berwajib. Aku akan melaporkan ke RT/RW/kepala desa/kelurahan tempat temanku tinggal. Sebagai orang yang mengetahui hal ini, aku tidak boleh mengabaikan. Hal ini sudah jelas ada undang-undangnya. Kalau tidak kulaporkan, aku yakin kekerasan itu akan berlanjut secara terus menerus. Lalu, bisa saja kejadian yang lebih buruk akan dialami temanku. Kalau hal yang lebih buruk sampai terjadi, aku hanya akan menyesal seumur hidupku. Aku yakin, dengan melaporkan hal ini pasti akan ada solusi untuk apa yang dialami temanku itu.
Nama : Ken
Twitter : @orion____
Link share : https://twitter.com/orion____/status/665934529069117440
Domisili : Tulungagung, Jatim
Q : Jika ada temanmu yang mengalami apa yang dialami oleh Lana, tokoh utama di Sayap Sayap Kecil, apa yang akan kamu lakukan? Diamkah? Melaporkannya? Atau apa?
A : Tentu melaporkannya. Terlebih dahulu saya akan menemui seseorang yang dirasa punya kuasa dan kekuatan sama besar seperti yang dimiliki orangtua mereka. Pada orang tersebut saya akan menjelaskan duduk perkaranya dan meminta bantuan agar teman saya ini bisa dibantu. Karena setiap orang tidak berhak untuk mendapatkan perlakuan yang buruk, bahkan tidak ada agama manapun yang mengijinkan kita melakukannya. Dan sudah seharusnya hal-hal semacam tindak kekerasan ini dimusnahkan.