24462921
“Pria
yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi selalu terlihat berkilauan
dibanding jenis pria manapun.” (Hal. 90)
Penulis: Nay Sharaya & Dion Sagirang
Editor: Anin Patrajuangga
Desain Cover: Dyndha Hanjani P
Ilustrator: Lisa Fajar Riana
Penata Isi: Lisa Fajar Riana
Penerbit: Grasindo
Cetakan: Pertama, Januari 2015
Jumlah hal.: 280 halaman
ISBN: 978-602-251-868-6
Anna
Kupikir aku akan selalu baik-baik saja dalam keluarga yang kacau ini. Hingga
kemudian, beberapa kesialan datang tiba-tiba dan mengejutkanku.
Kakakku, pemuda asing yang genius itu selalu mendapatkan apa saja dengan
mudah,lalu menyia-nyiakannya. Seorang gadis Jepang yang perlahan-lahan merebut
tempatku yang nyaman. Dan terakhir, seorang pria, guru misterius yang penuh
rahasia dan akhirnya melibatkanku dalam kekacauan yang tak pernah kualami
sebelumnya.
Semuanya muncul bersamaan dan membuatku sadar bahwa bertahan sendiri tidak lagi
semudah dulu.
***
Erash
Dulu aku pernah berbagi tawa bersama gadis itu. Pada sore yang cerah, kami
menaiki sepeda yang sama, melewati hari-hari dengan bahagia. Seperti
kisah-kisah dalam dongeng.
Lalu, mari kita tengok sekarang. Dia, gadis yang pernah berbagi tawa bersamaku
telah menjelma sosok yang tidak kukenali. Ada sorot benci yang sulit
kuejawantahkan saat dia menatapku, dan tatapan itu seperti cara seseorang
menatap musuh.
Padahal, gadis itu adalah adikku. Sekarang, saat hidupnya didera banyak
masalah, apa aku masih punya alasan untuk tetap peduli?
***
Interval
menghadirkan kisah tentang dua orang saudara yang mengambil sikap yang berbeda
dalam masalah keluarga yang mereka hadapi.  Adalah Zivanna Emilya Sadjana, akrab disapa
Anna, yang masih duduk di kelas X. Mencintai olahraga dan karena suatu hal
ingin meningkatkan kemampuannya dalam ilmu eksakta.
Tekad ini
membuat Anna mendekati Pak Dante, guru matematika yang masih muda dan
misterius. Namun ternyata ini membawa dampak buruk bagi Anna. Di lain pihak,
Anna tidak mau berhenti mendekati Pak Dante yang membuatnya tertarik. Anna
berpikir, toh keluarganya tidak cukup peduli pada dirinya. Memiliki rumah besar
yang sunyi, dengan ibu-bapak yang sibuk dan kakak yang bersikap dingin membuat
Anna mencari kenyamanan di luar rumah. Ini ditemukannya dalam diri Pak Dante.
Namun amankah
pilihannya itu? Pak Dante banyak menjadi bahan gunjingan. Ada yang menyebutnya
hacker, ada yang menyebutnya mahasiswa yang dropout karena terlibat kasus, ada
yang menggosipinya sebagai guru yang senang memanfaatkan murid. Jadi, benarkah
pilihan Anna ini?

Di lain pihak,
kehadiran Naomi, anak baru di kelas Anna, membuat Anna menaruh rasa cemburu.
Bagaimana mungkin Erash yang cuek bisa peduli pada Naomi? Padahal ke Anna yang
adiknya sendiri dia tidak pernah mau tahu.
Setelah itu,
cerita beralih tentang kehidupan dari sudut pandang Pramuerash Sadjana atau
Erash, kakak Anna. Ia yang memilih bersikap tidak peduli pada keretakan yang
terjadi di tengah keluarganya. Ibu-bapak yang lebih sibuk dengan pekerjaan dan
pencitraan. Orang tua yang tidak benar-benar peduli pada kondisi dua orang
anaknya. Akhirnya, Erash memutuskan untuk menarik perhatian orang tuanya melalu
cara yang diyakini yakni membuat catatan buruk pada prestasinya di sekolah. 
Sayangnya karena
terlalu sibuk melindungi hatinya sendiri dari sakit hati dan kekecewaan, ia
melupakan adiknya. Ikut bersikap abai pada adik semata wayang yang dimilikinya.
Hingga hadirlah Rifat, sahabat Erash yang menaruh hati pada Anna. Lelaki ini
yang mendorong kembali kepedulian Erash pada Anna. Tapi sayangnya saat itu
Erash merasa bahwa semuanya sudah terlambat. Bisakah ia meraih kembali adiknya?
Bisakah ia merekatkan kembali keluarganya yang pecah? Ataukah ia kembali ke
kebiasaannya selama ini demi melindungi hatinya?
***
Tampilan
covernya cukup menggugah. Memberi sedikit bocoran pada pembaca bahwa kisah ini
akan menggunakan dua sudut pandang yang berbeda. Menariknya cara novel ini
disajikan agak berbeda dengan jenis buku duet lain. Jika di buku lain, kisah
yang sama disuguhkan memang sama, rentang waktunya sama, namun dari sudut
pandang yang berbeda. Namun kali ini dalam Interval sajiannya sedikit berbeda.
Saya harus
memberitahu pembaca bahwa lebih baik memulai membaca dari sudut pandang Anna
jika tidak ingin mendapati alur mundur. Ini karena rentang waktu dari kedua
cerita ini berbeda. Cerita dari sisi Erash dimulai sebagai kelanjutan dari
akhir kisah dari sisi Anna. Yup, konflik dari sisi Anna menggantung (>_<).
Tapi membaca cerita dari sisi Anna membuat pembaca bertanya-tanya tentang apa
yang sebenarnya terjadi di dalam keluarga Anna dan Erash.
Sayangnya saat
membaca bagian Erash, jawaban tentang kondisi keluarga tidak terjawab dengan
lengkap. Namun tentang hubungan Anna dan Pak Dante berhasil dijadikan benang
merah yang baik dari dua sisi cerita ini. Selain itu, di sudut pandang Erash,
emosi tokoh cukup banyak ditampilkan. Sikap dia dalam menghadapi retaknya
hubungan kedua orang tuanya jauh lebih banyak dideskripsikan. 
Penggunaan sudut
pandang orang ketiga, membuat pembaca jadi berjarak dengan emosi tokohnya. Pergulatan
batin tokoh terutama dari sisi Anna kurang banyak disampaikan. 
Oiya, tokoh
Rifat, sahabat Erash yang menyukai Anna, menjadi salah satu tokoh yang punya
peran yang cukup kuat. Sayangnya, untuk tokoh Naomi tidak diberi perlakuan yang
sama. Naomi memang mendorong munculnya rasa cemburu dari Anna, tapi tidak menjadi
bagian penting dari konflik utama dalam kehidupan Ersha. Posisi Naomi masih “nge-gantung”
(>_<)
Selama membaca
novel ini saya merasa gaya bahasanya kurang casual
untuk remaja. Selain itu, ada percakapan yang bagi saya tidak seharusnya
dianggap percakapan. Di halaman 30 ada percakapan yang pakai tanda kurung “()”.
Ini menurut saya bukan hal yang benar dalam penulisan percakapan.
Sebaiknya kalau
ingin membuat percakapan ini menjadi jelas, maka sebaiknya kata otaku ditulis miring
kemudian diberi catatan kaki dengan menyampaikan bahwa definisi istilah itu
berasal dari wikipedia.
Selain itu, satu
lagi pendapat saya tentang buku ini yaitu konfliknya kurang tajam. Puncak
konfliknya kurang jelas. Dititik mana konflik utama disajikan. Konflik keluarga
Anna dan Erash alasannya kurang kuat. Tapi closing konfliknya sudah bagus
menurut saya.
Tapi secara
keseluruhan, isu di buku ini menarik karena mengangkat hubungan persaudaraan
bukan percintaan.(^_^)
***
 Puisi yang terinspirasi oleh novel Interval
http://photos-f.ak.instagram.com/hphotos-ak-xaf1/t51.2885-15/10948636_1607746346115125_43026439_n.jpg
Sumber foto: Instagram atriasartika
Adakah cinta yang menjaga dalam diam?
Bisakah kepedulian diredam?
Aku dan kau sudah terlalu lama bungkam
Tanpa pernah mencoba melihat yang telah karam

Mungkin sudah waktunya melantangkan geram
Mengurai luka yang terekam
Menyelamatkan semua hati agar cinta kembali merekah