“…,
izinkan aku untuk hanya mencintai-Mu. Mengukir nama-Mu dalam kalbuku, dan
menjaga cinta-Mu dengan segenap tenaga, hati, dan pikiran. Aku tidak ingin,
cinta yang selama ini telah Kau beri, ternoda oleh cinta-cinta semu lain yang
tiada guna.” (Hal. 121)


Penulis: Rhein Fathia
Ilustrasi: Nisa Nafisah
Penyunting naskah:
Dadan Ramadhani
Penyunting ilustrasi:
Kulniya Sally
Proofreader: Renny
Andriyani
Penerbit: DAR! Mizan
Cetakan: I, 2013
Jumlah hal.: 192
halaman
ISBN: 978-602-242-159-7
Cinta
bukanlah permainan. Apa pun alasannya, cinta bukanlah sarana pertaruhan gengsi.
Siapa
pun tak ada yang menduga kalo Rio, cowok keren idola cewek se-SMA Negeri 1
Bogor itu, nekat nembak Tiara, seorang jilbaber, aktivis Rohis.
Gayung
bersambut, Tiara mau jalan bareng sama cowok yang jago maen basket itu. Seisi
“dunia” dibikin heboh oleh ulah mereka.
“Rio
jadian sama Tiara? Mustahil!” cetus fans Rio.
“Tiara
pacaran sama Rio? Masya Allah!” seru anak-anak Rohis.
Apa
sesungguhnya yang mereka lakukan? Benarkah mereka jadian? Kalau benar mereka
jadian, kenapa Rio suka uring-uringan sendiri?
Wah,
bakal seru abis, nih, kalo benar mereka pacaran!
***

“Yang
namanya kangen itu, berasal dari hawa nafsu. Cara menahan hawa nafsu yang
efektif dengan berpuasa. Itu ajaran Rasulullah.” (Hal. 26)

Novel
ini bercerita tentang Tiara, gadis yang kalem dan terkenal sangat menjaga diri
serta berusaha menegakkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-harinya. Tiara
yang kemudian dikabarkan menerima pernyataan cinta Rio, pemuda populer di
sekolah karena fisik yang menawan, kemampuan basket yang mumpuni, kecerdasan
otak, serta limpahan materi yang banyak.
Mereka
bukanlah pasangan yang tidak serasi. Namun mereka adalah pasangan yang mustahil
bersama. Kenapa? Karena bagaimana mungkin bad
boy
yang hobi menjalin hubungan tanpa status dengan cewek yang berbeda-beda
bisa menjalin hubungan dengan seorang perempuan shalehah yang enggan jalan
berdua dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Bahkan Tiara tidak bersalaman
dengan laki-laki yang bukan mahramnya.
Hal
inilah yang membuat seisi sekolah gempar. Tiara yang mengakui kebenaran berita
itu malah disidang oleh anggota rohis lainnya. Dipaksa untuk mengakhiri
hubungannya dengan Rio. Namun gadis itu menolak dengan alasan bahwa ia punya
pertimbangan sendiri. Lagi pula salah satu ruang hati Tiara sudah diisi oleh
seorang ikhwan. Perasaan tertarik yang telah dijadikan fitrah manusia oleh-Nya
itu pun telah dirasai oleh Tiara. Bukan pada Rio, tapi pada sosok bernama
Andromeda.
Di
pihak lain, Rio sendiri memiliki alasan untuk mendekati Tiara. Demi sebuah
pertaruhan. Ya, kawan-kawan Rio menantang pemuda itu untuk menjadikan Tiara
“korban”nya. Dan demi harga diri Rio pun menerima tantangan itu.
Kira-kira
apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah sebenarnya alasan Tiara? Lantas
bagaimana perasaan dan hubungan Tiara dengan Andromeda?

“Kalau
kamu berada dalam keadaan tegang dan tidak bisa mengendalikan emosi, cobalah
untuk berwudlu. Insya Allah, air wudhu bisa menenangkan pikiranmu.” (Hal. 122)

***

“Hm
… masa depan. Sebuah kehidupan yang tak seorang pun mengetahuinya. Meskipun
itu milik diri sendiri. Karena dia tertutup oleh tirai. Tirai tipis yang harus
kita sibak.” (Hal. 159)

Ternyata
novel ini adalah novel pertama karya Mbak Rhein Fathia. Sebuah novel remaja
yang masuk dalam series Teen Hijabers Community yang
diterbitkan oleh DAR! Mizan.
Novel
ini tampil dengan sangat menarik dengan cover berwarna pink dan ilustrasi yang
lucu. Memperbesar peluang untuk dilirik oleh remaja putri. Belum lagi judulnya
yang menggoda. “Jadian 6 bulan”. Bukankah kisah cinta adalah salah satu hal
yang tengah diminati oleh remaja belasan satu. Salah satu topik paling
mendominasi kehidupan mereka.
Novel
ini memang mengusung tema yang menarik. Seorang akhwat mau berpacaran padahal jelas-jelas
ia memahami bahwa pacaran termasuk hal yang dilarang dalam Islam. Lantas
bagaimana? Apa alasannya? Sayangnya alasan ini masih terkesan kurang kuat.
Terlalu idealis. Dan saya rasa pihak-pihak yang menyetujui alasan Tiara ini pun
terlalu muluk. Seolah tidak ada alternatif lain selain membiarkan Tiara
berpacaran dengan Rio.
Di
beberapa bagian kesan menggurui masih terasa karena ditampilkan bagaimana Tiara
sering kali menasihati Rio. Namun di luar itu, dakwah yang disampaikan sudah
baik dan cukup smooth. Contohnya
dengan menampilkan bagaimana Tiara menerima Rio di rumah sebagai tamu yang akan
mengajarinya pelajaran sekolah. Juga bagaimana Tiara mengakali agar tidak perlu
pergi berdua dengan Rio. Serta bagaimana Tiara bisa menegaskan dan menampilkan
kenyamanannya atas sikap overprotective
keluarganya yang tidak mengizinkan Tiara pergi ke manapun seorang diri.
Dalam
novel ini kita akan banyak belajar tentang astronomi. Informasi yang menarik
terkait planet dan bintang sesekali diselipkan di dalam cerita. Menjadi salah
satu nilai tambah bagi buku ini. Bukankah salah satu hal yang menarik dari
kegiatan membaca adalah menemukan hal baru yang tidak kita ketahui sebelumnya?
🙂
Di
halaman 64 Rio bisa langsung menyimpulkan karakter Ayah Tiara yakni, sangat hangat
dan dermawan, serta “seorang ayah teladan”. Ini menarik karena itu adalah
pertemuan pertama mereka dan adegannya adalah adegan saat Ayah Tiara membukakan
pintu untuk Rio. Rasanya itu terlalu cepat untuk disimpulkan. Ini malah membuat
kesan “telling” jadi terlalu kuat.
Padahal dalam novel lebih menarik jika pakai teknik “showing”.
Oiya,
di halaman 103 ada ketidakkonsistenan dalam penulisan planet Jupiter. Di
paragraf awal di halaman 103 disebut “Jupiter” di paragraf akhir disebut
“Yupiter”.
Terlepas
dari semua kekurangan itu, buku ini memang menarik untuk dibaca oleh muslimah
muda yang masih terus belajar tentang Islam. Cocok untuk remaja muslim yang
membutuhkan bacaan yang menyenangkan dan bermanfaat.

“Kamu
tahu, kan, Allah menciptakan semua bayi yang lahir ke dunia dengan jumlah sel
yang sama dalam otaknya. Termasuk otak Eistein sekalipun. Kalau Eisten bisa
menjadi ilmuwan yang dikenang sepanjang masa, kenapa kita tidak? Allah itu
adil, kan? Dia menciptakan setiap bayi dengan istimewa. Termasuk juga kamu!”
(Hal. 160)

***
Kumpulan Quote dalam “Jadian 6 Bulan”

“Kamu
selalu bilang, kalau rencana Allah itu selalu indah, kan? aku yakin ada rahasia
di balik nilai Matematikamu yang kurang baik ini. rahasia yang mungkin kita
sendiri tidak mengerti. Tapi yang pasti, itu untuk kebaikanmu. Kita harus
bersyukur, kan, Ra? Atas semua yang kita dapatkan meskipun tak seindah yang
kita harapkan.” (Hal. 162)

“Bukankah
Allah itu Mahasegalanya? Dia-lah yang memilikimu. Dan kepada-Nyalah, kamu akan
kembali. Maka, segeralah kamu kembali ke jalan yang ditentukan oleh-Nya.” (Hal.
163)
“Mengapa
harus ada masa lalu yang begitu indah? …. Karena akan ada masa depan yang
lebih indah.” (Hal. 175)

“Jika
kamu mau bersabar, malaikatlah yang akan bersorak atas kemenanganmu di surga
nanti.” (Hal. 175)