“Siapa
dirimu jadinya andai kau kehilangan orang yang paling kau sukai? Bisakah kau
kehilangan orang yang kau sukai tanpa kehilangan dirimu sendiri?” (Hal. 51)
Penulis: Jerry Spinell
Alih bahasa: Tanti
Lesmana
Desain cover: Eduard
Iwan Mangopang
Penerbit: Gramedia
Pustaka Utama
Cetakan: Pertama, Juli
2010
Jumlah hal.: 296
halaman
ISBN: 978-979-22-6034-2
Dalam
lanjutan kisah Stargirl ini, Stargirl Caraway telah pindah dari Arizona ke
Pennsylvania, meninggalkan Leo yang dicintainya. Di tempat baru ini ia berusaha
menemukan kebagahagiaanya kembali bersama sahabat – sahabat barunya. Dootsia
yang cerewet, Alvina yang galak dan pemarah, Betty Lou yang takut keluar rumah
dan Margie si pemilik kedai donat.
Namun
rasa rindunya pada Leo tak juga hilang …
Sampai
kemudian muncul seorang anak lelaki yang seunik dirinya – Perry yang tampak
urakan dan tidak pedulian, Perry yang membuatnya penasaran, Perry yang punya
potensi untuk menggantikan Leo yang berada jauh di Arizona.
Love,
Stargirl adalah surat panjang Stargirl kepada Leo. Tak ada yang disembunyikan
dari Leo, termasuk tentang perasaan yang mulai bertumbuh antara dirinya dan
anak lelaki yang baru itu. Tapi di dalam suratnya juga ada satu pertanyaan
penting yang khusus ditujukan pada Leo ….
***
Cerita
tentang Stargirl kembali datang lagi. Jika di buku pertamanya, Stargirl
diceritakan jatuh cinta pada seorang teman sekolahnya yang bernama Leo saat
mencoba “mencicipi” kehidupan sekolah biasa, maka kali ini ceritanya berbeda
namun tetap sama.
Stargirl
masih jatuh cinta pada Leo. Namun Stargirl memulai kehidupan yang baru di
Pennsylvania. Meninggalkan Arizona yang telah mengecewakannya karena tidak bisa
menerima dirinya yang berbeda.
Kali
ini kehidupan Stargirl melibatkan seorang gadis kecil bernama Dootsie yang
selalu mengekorinya. Juga melibatkan Alvina, seorang anak perempuan yang
beranjak remaja dengan sikap pemberang yang sulit dikendalikan. Serta
melibatkan seorang perempuan bernama Betty Lou yang menderita agorafobia.
Kemudian
ending buku yang bercerita tentang sebuah perayaan Titik Balik yang melibatkan
semua orang yang masuk dalam kehidupan Stargirl selama gadis itu di
Pennsylavania. 
Ah,
ini menjadi surat cinta yang panjang dan akan menghangatkan hati orang yang
membacanya. Betapa beruntungnya Leo.
***
“….
Mula – mula membenci sedikit, lama kelamaan makin banyak dan makin banyak.
Kebencian selalu lapar.” (Hal. 68)
Sejak
awal membaca novel ini, saya jelas punya ekspektasi tersendiri. Ini karena saya
jatuh cinta setengah mati pada tokoh Stargirl sejak buku pertama. Tapi saya pun
tahu bahwa ada yang  berubah sejak
terakhir kali saya membaca buku tersebut.
Waktu
10 tahun jelas tidak sebentar. Perubahan pola pikir dan selera pun membuat saya
tetap berjaga – jaga agar tidak membangun ekspektasi berlebih. Namun ternyata
saya tetap menyukai apa yang disuguhkan oleh Jerry Spinelli. Keluguan dan
kepolosan Stargirl.
Keberaniannya
untuk tetap percaya pada dunia meski dengan resiko disakiti pun tetap menarik
diikuti. Menghangatkan hati. Novel ini juga memperlihatkan betapa kita orang
dewasa memang terkadang harus belajar tentang ketulusan hati dan keberanian
dari seorang gadis kecil (juga dari seorang gadis remaja).
Cara
penulis bercerita pun tetap menarik. Menjadikannya sebagai surat panjang yang
lebih mirip jurnal harian membuat cara bertutur menjadi beragam. Mulai dari
kalimat pendek sampai kalimat panjang bisa dieksplorasi. Mulai dari narasi dan
dialog bisa disajikan menarik. Bahkan dialog imajiner Stargirl dengan Leo pun
bisa disuguhkan menarik. Kehadiran salah seorang tokoh eksentrik yang “hidup”
di buku pertama, Archie, pun membuat buku kedua ini tetap terhubung dengan baik
dengan buku pertama.
Dan
perhatikan kutipan ini.
Aku
akan tetap–oke, akan kukatan lagi–mencintaimu, tapi aku tidak akan melalaikan
diriku untukmu. Aku tak bisa tetap setia padamu tanpa setia pada diriku. Aku
telah merebut kembali masa depanku. Andai kita ditakdirkan untuk bersama
kembali, bahagialah karena kau akan memperoleh aku yang sesungguhnya, bukan
setengah diriku yang cengeng. (Hal. 57)
Ah,
sangat positif kan? Lihat bagaimana Stargirl menghadapi patah hatinya. Hm… sekali
lagi, saya kembali jatuh cinta pada tokoh Stargirl. Dan berharap nanti jika
saya memiliki anak, anak saya pun bisa jatuh cinta pada tokoh ini.
Ia
teladan yang baik dan menarik yang hadir dari sebuah imajinasi yang manis.
***
“Hari
ini  memanggil – manggilmu, mencoba
mendapatkan perhatianmu, tapi kau terpaku pada hari esok dan hari ini pun
berlalu tetes demi tetes seperti air di dalam talang. Besok paginya kau bangun
dan hari ini yang kau buang percuma sudah berlalu selamanya, sudah menjadi hari
kemarin. Beberapa momen itu mungkin menyimpan hal – hal menakjubkan untukmu,
namun sekarang kau tidak akan pernah tahu.” (Hal. 212)