Penulis: Aster Putih
Cover Designer: Tarompey
Layout: Asiyah_Asmarani
Editor: Geulis C.G
Penerbit: Rumah Oranye
Cetakan: I, 2014
Jumlah hal.: 180 halaman
ISBN: 978-602-1588-61-1
Cinta adalah keelokan rasa yang sangat mahal
harganya, ia selalu datang dengan kesuciannya. Mencintai adalah memberi tanpa
pamrih, tiada tepi dan tak mengharap kembali.
Sejatinya cinta adalah kedamaian dan
kebahagiaan yang tercipta karena ketulusan yang dia bawa. Apabila cinta
memanggilmu, bergegaslah datang kepadanya. Meski jarak yang harus ditempuh
terbentang lautan yang tak berujung. Dan ketika cinta memahkotaimu maka junjung
ia dengan segenap penyerahan jiwa.
***
Buku ini adalah
sebuah kumpulan cerita pendek. Terdapat 6 cerita pendek yang semuanya membahas
tentang cinta. Tema umumnya boleh saja sama, namun jenis-jenis cinta yang
diangkat berbeda.
Dalam cerita Cinta Sang Pendongeng, penulis
bercerita tentang kisah H.C Andersen yang menginspirasi tokoh utama untuk
menjadikan patah hatinya sebagai sumber inspirasi sehingga ia bisa menghasilkan
karya. Sebab dari cerita sang kakak ia mengetahui bahwa H.C Andersen yang patah
hati malah berhasil membuat karya yang dikenang sepanjang masa.

Cerpen kedua
yang berjudul Salahkah Aku Mencintaimu? Mengambil
setting dunia kerja. Tokoh utama yang jatuh cinta dan berbunga-bunga sendiri
karena naksir Sang Bos yang ternyata sudah punya pujaan hati.
Cerpen berjudul Kesetiaan Juned lain lagi ceritanya.
Dikisahkah tentang Juned, cowok yang jatuh cinta setengah mati pada Gina. Juned
yang polos dan baik hati jatuh cinta pada Gina yang populer. Bahkan setelah
dicampakkan oleh Gina pun cinta Juned tidak hilang. Ia bahkan bak lagu “kutunggu
jandamu”
setia menunggu Gina yang sudah berkeluarga. 
Cerita Cinta di Ujung Sesal mengingatkan saya
pada karya Habiburrahman El-Shirazy yang berjudul Pudarnya Pesona Cleopatra. Namun kali ini tokoh utamanya
perempuan. Eta yang karena sakit hati pada mantan tunangannya, Riza, akhirnya
mau menerima pinangan Ponco. Sayangnya, Eta tetap mengabaikan Ponco meskipun
sudah berstatus sebagai istri. Hingga akhirnya Ponco pun meninggalkan Eta untuk
selamanya.
Cerita terakhir
berjudul Cinta Salah Tempat.
Berkisah tentang kasih yang  tak sampai.
Yah cerita tentang “Kalo jodoh nggak akan kemana. Kalo gak jodoh? Ya gitu deh”.
Tentang Niar yang mencintai Hanung namun harus menikah dengan Iwan. Niar tetap
tidak bisa berhenti mencari kabar tentang Hanung meskipun sudah memiliki suami
sebaik Iwan.
***
Mencicipi karya
dari penulis dan penerbit baru memang penuh resiko. Kesenangan saya membeli
buku secara random untuk kemudian direview memberi petualangan tersendiri.
Terkadang jika beruntung saya akan menemukan karya bagus dari penulis yang
belum begitu terkenal atau penulis yang belum saya kenal. Namun jika sedang apes,
ya saya harus mengikhlaskan uang  yang
sudah dipakai untuk membeli sebuah karya yang menurut saya belum layak terbit.
Sejujurnya,
sejak membaca cerpen pertama saya merasa terganggu dengan tulisan Aster Putih
ini. Cerpennya, 80% berisi dialog!! (>_<) dan itu membosankan. Kesannya
ingin memenuhi targetan halaman. Padahal sebenarnya kisah tentang H.C Andersen
sebagai inspirasi ini cukup menarik.
Begitupun dengan
karya-karya lainnya. Plot cerita menurut saya menarik. Namun terlalu kompleks
untuk menjadi sebuah cerpen saja. Contohnya cerpen Cinta di Ujung Sesal ini punya dua konflik cerita yakni Eta dan
Riza serta Eta dan Ponco. Ini terlalu padat untuk sekedar menjadi sebuah
cerpen.
Hm..saya rasa,
ide-ide Aster Putih pada dasarnya menarik. Namun eksekusinya masih kurang
bagus.