“Kalau
kamu sedang sangat terluka, jangan pejamkan mata kamu karena memejamkan matamu
akan membuatnya berkali-kali lipat lebih menyakitkan. Biarkan saja Re, maka
rasa sakitnya akan sedikit berkurang….” (Hal. 63)

Penulis: Mezty Mez
Editor: Ayuning dan
Bayu Novri Lianto
Penyelaras: Emka
Penata letak: Blu Athea
dan Maspri
Penyelaras tata letak:
Gita Ramayudha
Desainer sampul: Maspri
Penyelaras desain
sampul: Gita Ramayudha
Penerbit: EnterMedia
Cetakan: pertama, 2015
Jumlah hal.: vi + 130
halaman
ISBN: 979-780-835-1
Harga buku: Rp 42.000
Ini
tentang seseorang yang istimewa di hatiku; seseorang yang tak bisa aku lupakan
meski telah lama pergi. Ini juga tentang seseorang yang mampu membahagiakanku;
seseorang yang tak bisa aku tinggalkan di babak kehidupan selanjutnya. Mungkin
ceritaku ini sedikit berlebihan, tapi aku jujur menuliskannya. Bukankah tak ada
yang lebih indah dari saling mencintai?
Aku
bisa jadi salah seorang perempuan yang beruntung di bumi ini, mungkin saja.
Tapi tanpa mereka? Entahlah bagaimana aku jadinya.
Apakah
kamu tahu takdir tentang cinta yang paling menyakitkan itu apa? Jawabannya
adalah kamu tidak ingin orang-orang yang mencintaimu patah hati lalu terluka.
Kamu
tak perlu setuju dengan jawabanku, karena cinta punya bahasanya sendiri.
Percayalah, apa yang aku alami jauh lebih buruk dari sekadar patah hati. Sampai
di sini, maukah kamu mendengar ceritaku selanjutnya?
***

“Berubah
bagaimana? Beberapa hal memang berubah. Tapi, bukankah memang ada hal-hal yang
tak berubah meski sudah digerus waktu?” (Hal. 6)

Novel
“Sesaat di Keabadian” ini adalah novel yang bercerita tentang seorang perempuan
bernama Rena yang menanti seorang lelaki yang terlah berjanji untuk datang dan
akan bersumpah setia di hadapan Tuhan. Lelaki itu bernama Dante. Sayangnya,
Dante tidak pernah datang.
Sudah
2 tahun berlalu dan Dante tetap tidak muncul. Menghilang tanpa kabar. Tidak ada
satu orang pun yang mengetahui keberadaan Dante. Rena dan Alex telah mencari
Dante sekuat tenaga namun nihil.
Di
sisi lain ada pula Alex yang ternyata menyimpan cinta yang tidak seharusnya ia
miliki. Bagaimana mungkin ia mencintai Rena? Mencintai kekasih sahabatnya
sendiri? Meskipun Dante telah menghilang namun tetap saja ia tidak berhak
melakukannya. Lagi pun Alex tahu betapa Rena sangat mencintai Dante.
Dan
Dante? Dimana ia berada? Apa yang membuatnya melanggar janji yang ia buat pada
Rena?

“Apakah
mungkin cinta seperti seperti bintang yang bersinar dalam kegelapan. Begitu
kecil, tapi berusaha mati-matian bersinar. Menjadi penghias kegelapan dan
kompas bagi para pelaut agar tak tersesat di lautan. Ataukah cinta itu seperti
bulan yang cahayanya terkadang sembunyi dalam gelapnya malam, tapi sebenarnya
tetap berada di sana, tak pernah pergi sedikitpun meniggalkan bumi. Dan ketika
cinta seperti bulan, kita hanya perlu yakin bahwa dia ada di sana.” (Hal. 33)

***

“Karena
kami tidak dianugerahi air mata seperti milik perempuan oleh Tuhan. Perempuan
dianugerahi air mata, bukan sebagai bentuk kelemahan. Melainkan, sebagai alat
untuk meluapkan kesedihan dan meringankan beban. Tapi air mata kami hanya untuk
bersedih, tidak untuk meringankan beban-beban kami. Karena itu, kami lebih suka
melampiaskan kesedihan dengan melukai diri sendiri.” (Hal. 47)

Novel
“Sesaat di Keabadian” ini adala novel pertama Mezty yang saya baca. Meski ini
bukanlah karya pertama Mezty. Novel ini adalah novel keduanya.
Membaca
novel ini bisa dilakukan dalam beberapa jam saja. Kenapa? Selain ukuran buku
yang tipis, buku ini pun ceritanya ringan. Saya mendefiniskannya sebagai pure romance. Ya, keseluruhan cerita
berkisah tentang percintaan. Tentang Rena yang menunggu Dante.
Yang
membuat penuturan di buku ini menarik adalah permainan alur yang dilakukan
penulis. Alur campuran membuat pembaca penasaran. Bahkan di akhir cerita
pembaca malah menemukan hal baru yang sebenarnya sudah disampaikan di prolog.
Sayangnya,
ada beberapa kekurang di dalam novel ini. Pertama, terlalu banyak telling. Padahal akan semakin menarik
jika dilakukan dengan showing. Seperti
di halaman 17 tertulis “Meski ibu Rena sudah tua, tapi dia tetap mampu bergerak
dengan gesit.” Bagaimana jika hal ini dijabarkan dengan showing, menyebutkan usai kemudian hal-hal yang bisa dilakukan
dengan gesit oleh sang ibu?
Selain
itu, deskripsi di dalam buku ini terasa minim. Deskripsi yang paling banyak
hanya pantai. Di luar itu, deskripsi lain sangat sedikit. Di sisi lain, buku
ini tidak menghadirkan sosok lain selain Alex sebagai orang yang bisa dihubungi
untuk mencari Dante. Apa Dante tidak punya keluarga? Kolega? Teman kerja? Teman
lama semasa kuliah? Eksplorasi ini jika dilakukan akan membuat novel jadi
memikat.
Tapi
di luar itu, novel ini cukup ringan untuk dibaca oleh mereka yang menyukai
novel pure romance.
“Cinta
membuat seseorang egois, ingin memiliki dan tak ingin kehilangan.”
 (Hal. 57)
***
“Cinta
membuatnya tak bisa berhenti berspekulasi, menunggu, dan tak bisa melanjutkan
hidup untuk mencari pria lain dalam hidupnya.” (Hal. 79)

Hai..saatnya
Giveaway Blogtour ya. Kali ini My Little Library jadi Giveaway pembuka untuk
blogtour novel “Sesaat di Keabadian” ini. Sudah disediakan satu buku untuk satu
orang pemenang yang beruntung? Mau? Ikuti syarat berikut:
1.
Follow blog ini via Google Friend Connect (GFC) *lihat side bar kiri di atas
postingan
2.
Follow akun twitter @EnterMedia3, @OnlyMezty, dan @atriasartika
3.
Share link Giveaway ini di akun twittermu dengan mention ketiga akun di atas pakai
hashtag #SesaatDiKeabadian
4.
Jawab pertanyaan berikut di kolom komentar
Jika kamu harus menunggu seperti
Rena, apakah kamu akan bertahan menunggu atau akhirnya menyerah? Kenapa?
Sertakan data dirimu
berupa nama, akun twitter, dan email ya
5. Giveaway ini
berlangsung sejak 15 – 20 Januari 2016
6. Hanya untuk yang
berdomisili di Indonesia
7.
Pengumuman pemenang serentak dilakukan di 12 Februari 2016 di blog www.ach-bookforum.blogspot.co.id
“…,
terkadang dalam diam, seseorang justru berbicara dengan jujur.” (Hal. 104)