“Kalau
kamu sedang sangat terluka, jangan pejamkan mata kamu karena memejamkan matamu
akan membuatnya berkali-kali lipat lebih menyakitkan. Biarkan saja Re, maka
rasa sakitnya akan sedikit berkurang….” (Hal. 63)
Penulis: Mezty Mez
Editor: Ayuning dan
Bayu Novri Lianto
Bayu Novri Lianto
Penyelaras: Emka
Penata letak: Blu Athea
dan Maspri
dan Maspri
Penyelaras tata letak:
Gita Ramayudha
Gita Ramayudha
Desainer sampul: Maspri
Penyelaras desain
sampul: Gita Ramayudha
sampul: Gita Ramayudha
Penerbit: EnterMedia
Cetakan: pertama, 2015
Jumlah hal.: vi + 130
halaman
halaman
ISBN: 979-780-835-1
Harga buku: Rp 42.000
Ini
tentang seseorang yang istimewa di hatiku; seseorang yang tak bisa aku lupakan
meski telah lama pergi. Ini juga tentang seseorang yang mampu membahagiakanku;
seseorang yang tak bisa aku tinggalkan di babak kehidupan selanjutnya. Mungkin
ceritaku ini sedikit berlebihan, tapi aku jujur menuliskannya. Bukankah tak ada
yang lebih indah dari saling mencintai?
tentang seseorang yang istimewa di hatiku; seseorang yang tak bisa aku lupakan
meski telah lama pergi. Ini juga tentang seseorang yang mampu membahagiakanku;
seseorang yang tak bisa aku tinggalkan di babak kehidupan selanjutnya. Mungkin
ceritaku ini sedikit berlebihan, tapi aku jujur menuliskannya. Bukankah tak ada
yang lebih indah dari saling mencintai?
Aku
bisa jadi salah seorang perempuan yang beruntung di bumi ini, mungkin saja.
Tapi tanpa mereka? Entahlah bagaimana aku jadinya.
bisa jadi salah seorang perempuan yang beruntung di bumi ini, mungkin saja.
Tapi tanpa mereka? Entahlah bagaimana aku jadinya.
Apakah
kamu tahu takdir tentang cinta yang paling menyakitkan itu apa? Jawabannya
adalah kamu tidak ingin orang-orang yang mencintaimu patah hati lalu terluka.
kamu tahu takdir tentang cinta yang paling menyakitkan itu apa? Jawabannya
adalah kamu tidak ingin orang-orang yang mencintaimu patah hati lalu terluka.
Kamu
tak perlu setuju dengan jawabanku, karena cinta punya bahasanya sendiri.
Percayalah, apa yang aku alami jauh lebih buruk dari sekadar patah hati. Sampai
di sini, maukah kamu mendengar ceritaku selanjutnya?
tak perlu setuju dengan jawabanku, karena cinta punya bahasanya sendiri.
Percayalah, apa yang aku alami jauh lebih buruk dari sekadar patah hati. Sampai
di sini, maukah kamu mendengar ceritaku selanjutnya?
***
“Berubah
bagaimana? Beberapa hal memang berubah. Tapi, bukankah memang ada hal-hal yang
tak berubah meski sudah digerus waktu?” (Hal. 6)
Novel
“Sesaat di Keabadian” ini adalah novel yang bercerita tentang seorang perempuan
bernama Rena yang menanti seorang lelaki yang terlah berjanji untuk datang dan
akan bersumpah setia di hadapan Tuhan. Lelaki itu bernama Dante. Sayangnya,
Dante tidak pernah datang.
“Sesaat di Keabadian” ini adalah novel yang bercerita tentang seorang perempuan
bernama Rena yang menanti seorang lelaki yang terlah berjanji untuk datang dan
akan bersumpah setia di hadapan Tuhan. Lelaki itu bernama Dante. Sayangnya,
Dante tidak pernah datang.
Sudah
2 tahun berlalu dan Dante tetap tidak muncul. Menghilang tanpa kabar. Tidak ada
satu orang pun yang mengetahui keberadaan Dante. Rena dan Alex telah mencari
Dante sekuat tenaga namun nihil.
2 tahun berlalu dan Dante tetap tidak muncul. Menghilang tanpa kabar. Tidak ada
satu orang pun yang mengetahui keberadaan Dante. Rena dan Alex telah mencari
Dante sekuat tenaga namun nihil.
Di
sisi lain ada pula Alex yang ternyata menyimpan cinta yang tidak seharusnya ia
miliki. Bagaimana mungkin ia mencintai Rena? Mencintai kekasih sahabatnya
sendiri? Meskipun Dante telah menghilang namun tetap saja ia tidak berhak
melakukannya. Lagi pun Alex tahu betapa Rena sangat mencintai Dante.
sisi lain ada pula Alex yang ternyata menyimpan cinta yang tidak seharusnya ia
miliki. Bagaimana mungkin ia mencintai Rena? Mencintai kekasih sahabatnya
sendiri? Meskipun Dante telah menghilang namun tetap saja ia tidak berhak
melakukannya. Lagi pun Alex tahu betapa Rena sangat mencintai Dante.
“Apakah
mungkin cinta seperti seperti bintang yang bersinar dalam kegelapan. Begitu
kecil, tapi berusaha mati-matian bersinar. Menjadi penghias kegelapan dan
kompas bagi para pelaut agar tak tersesat di lautan. Ataukah cinta itu seperti
bulan yang cahayanya terkadang sembunyi dalam gelapnya malam, tapi sebenarnya
tetap berada di sana, tak pernah pergi sedikitpun meniggalkan bumi. Dan ketika
cinta seperti bulan, kita hanya perlu yakin bahwa dia ada di sana.” (Hal. 33)
***
“Karena
kami tidak dianugerahi air mata seperti milik perempuan oleh Tuhan. Perempuan
dianugerahi air mata, bukan sebagai bentuk kelemahan. Melainkan, sebagai alat
untuk meluapkan kesedihan dan meringankan beban. Tapi air mata kami hanya untuk
bersedih, tidak untuk meringankan beban-beban kami. Karena itu, kami lebih suka
melampiaskan kesedihan dengan melukai diri sendiri.” (Hal. 47)
Novel
“Sesaat di Keabadian” ini adala novel pertama Mezty yang saya baca. Meski ini
bukanlah karya pertama Mezty. Novel ini adalah novel keduanya.
“Sesaat di Keabadian” ini adala novel pertama Mezty yang saya baca. Meski ini
bukanlah karya pertama Mezty. Novel ini adalah novel keduanya.
Membaca
novel ini bisa dilakukan dalam beberapa jam saja. Kenapa? Selain ukuran buku
yang tipis, buku ini pun ceritanya ringan. Saya mendefiniskannya sebagai pure romance. Ya, keseluruhan cerita
berkisah tentang percintaan. Tentang Rena yang menunggu Dante.
novel ini bisa dilakukan dalam beberapa jam saja. Kenapa? Selain ukuran buku
yang tipis, buku ini pun ceritanya ringan. Saya mendefiniskannya sebagai pure romance. Ya, keseluruhan cerita
berkisah tentang percintaan. Tentang Rena yang menunggu Dante.
Yang
membuat penuturan di buku ini menarik adalah permainan alur yang dilakukan
penulis. Alur campuran membuat pembaca penasaran. Bahkan di akhir cerita
pembaca malah menemukan hal baru yang sebenarnya sudah disampaikan di prolog.
membuat penuturan di buku ini menarik adalah permainan alur yang dilakukan
penulis. Alur campuran membuat pembaca penasaran. Bahkan di akhir cerita
pembaca malah menemukan hal baru yang sebenarnya sudah disampaikan di prolog.
Sayangnya,
ada beberapa kekurang di dalam novel ini. Pertama, terlalu banyak telling. Padahal akan semakin menarik
jika dilakukan dengan showing. Seperti
di halaman 17 tertulis “Meski ibu Rena sudah tua, tapi dia tetap mampu bergerak
dengan gesit.” Bagaimana jika hal ini dijabarkan dengan showing, menyebutkan usai kemudian hal-hal yang bisa dilakukan
dengan gesit oleh sang ibu?
ada beberapa kekurang di dalam novel ini. Pertama, terlalu banyak telling. Padahal akan semakin menarik
jika dilakukan dengan showing. Seperti
di halaman 17 tertulis “Meski ibu Rena sudah tua, tapi dia tetap mampu bergerak
dengan gesit.” Bagaimana jika hal ini dijabarkan dengan showing, menyebutkan usai kemudian hal-hal yang bisa dilakukan
dengan gesit oleh sang ibu?
Selain
itu, deskripsi di dalam buku ini terasa minim. Deskripsi yang paling banyak
hanya pantai. Di luar itu, deskripsi lain sangat sedikit. Di sisi lain, buku
ini tidak menghadirkan sosok lain selain Alex sebagai orang yang bisa dihubungi
untuk mencari Dante. Apa Dante tidak punya keluarga? Kolega? Teman kerja? Teman
lama semasa kuliah? Eksplorasi ini jika dilakukan akan membuat novel jadi
memikat.
itu, deskripsi di dalam buku ini terasa minim. Deskripsi yang paling banyak
hanya pantai. Di luar itu, deskripsi lain sangat sedikit. Di sisi lain, buku
ini tidak menghadirkan sosok lain selain Alex sebagai orang yang bisa dihubungi
untuk mencari Dante. Apa Dante tidak punya keluarga? Kolega? Teman kerja? Teman
lama semasa kuliah? Eksplorasi ini jika dilakukan akan membuat novel jadi
memikat.
Tapi
di luar itu, novel ini cukup ringan untuk dibaca oleh mereka yang menyukai
novel pure romance.
di luar itu, novel ini cukup ringan untuk dibaca oleh mereka yang menyukai
novel pure romance.
“Cinta
membuat seseorang egois, ingin memiliki dan tak ingin kehilangan.”(Hal. 57)
***
“Cinta
membuatnya tak bisa berhenti berspekulasi, menunggu, dan tak bisa melanjutkan
hidup untuk mencari pria lain dalam hidupnya.” (Hal. 79)
Hai..saatnya
Giveaway Blogtour ya. Kali ini My Little Library jadi Giveaway pembuka untuk
blogtour novel “Sesaat di Keabadian” ini. Sudah disediakan satu buku untuk satu
orang pemenang yang beruntung? Mau? Ikuti syarat berikut:
Giveaway Blogtour ya. Kali ini My Little Library jadi Giveaway pembuka untuk
blogtour novel “Sesaat di Keabadian” ini. Sudah disediakan satu buku untuk satu
orang pemenang yang beruntung? Mau? Ikuti syarat berikut:
1.
Follow blog ini via Google Friend Connect (GFC) *lihat side bar kiri di atas
postingan
Follow blog ini via Google Friend Connect (GFC) *lihat side bar kiri di atas
postingan
2.
Follow akun twitter @EnterMedia3, @OnlyMezty, dan @atriasartika
Follow akun twitter @EnterMedia3, @OnlyMezty, dan @atriasartika
3.
Share link Giveaway ini di akun twittermu dengan mention ketiga akun di atas pakai
hashtag #SesaatDiKeabadian
Share link Giveaway ini di akun twittermu dengan mention ketiga akun di atas pakai
hashtag #SesaatDiKeabadian
4.
Jawab pertanyaan berikut di kolom komentar
Jawab pertanyaan berikut di kolom komentar
Jika kamu harus menunggu seperti
Rena, apakah kamu akan bertahan menunggu atau akhirnya menyerah? Kenapa?
Sertakan data dirimu
berupa nama, akun twitter, dan email ya
berupa nama, akun twitter, dan email ya
5. Giveaway ini
berlangsung sejak 15 – 20 Januari 2016
berlangsung sejak 15 – 20 Januari 2016
6. Hanya untuk yang
berdomisili di Indonesia
berdomisili di Indonesia
7.
Pengumuman pemenang serentak dilakukan di 12 Februari 2016 di blog www.ach-bookforum.blogspot.co.id
Pengumuman pemenang serentak dilakukan di 12 Februari 2016 di blog www.ach-bookforum.blogspot.co.id
“…,
terkadang dalam diam, seseorang justru berbicara dengan jujur.” (Hal. 104)
Nama : Alifa Nanda Tarina
Akun twitter : @_alifananda
Email: embol559@gmail.com
Jawaban : kalo aku pasti menunggu, karena aku selalu yakin dan percaya kalo orang yang aku cintai pasti datang kembali untukku. Lagian Kita tidak pernah tau akhir dari penantian dari Sang Tuhan, siapa tau Allah kasih ending storynya indah sweet jugaa
The first, moga aja beruntung, makasih ka Atria :*
Nama: Estiy
Twitter: @estiyuliastri
Email: estiyuliastri@gmail.com
https://twitter.com/estiyuliastri/status/687844055963676680
Jika kamu harus menunggu seperti Rena, apakah kamu akan bertahan menunggu atau akhirnya menyerah? Kenapa?
"Jika aku dihadapkan pada posisi Rena, aku akan tetap menunggu.
Namun sejatinya, tidak selamanya aku akan terus menunggu. Selain menggunakan hati, perempuan seperti kita harus juga menggunakan LOGIKA dalam berpikir, menjalani hidup & mengambil keputusan. Jangan membuat diri ini terlalu larut diperbudak cinta.
Boleh saja bertahan, menunggu. Namun juga tetapp harus berpikir jernih & logis, "Yang aku pertahankan itu seorang yang cukup pantaskah untuk ditunggu? Atau malah merugikan & membawa dampak negatif bagi diriku?"
Karena jika menunggu hanya akan mempersulit langkah kita berjalan, untuk apa terus egois mempertahankan cinta tersebut..
Nama: Annisa Ayundi Prastiwi
Twitter: @annsynd
Email: annisaica04@yahoo.co.id
Jawaban:
Saya memutuskan untuk menunggu. Itu adalah pilihan dan hak saya, asalkan saya menunggu dengan dewasa dan paham bahwa di dunia ini tidak semua bisa dipaksakan. Saya akan menunggu dengan cara saya sendiri, dengan mencari sebanyak-banyaknya ilmu agar orang yang saya tunggu tidak menyesal karena memutuskan untuk mendatangi saya (baca: penunggu) kembali. Tapi, saya hanya akan menunggu jika orang yang saya tunggu menghargai saya yang sudah mengorbankan sebagian waktu saya demi sebuah harapan. Saya akan berkata "Aku akan tetap menunggu. Tidak peduli kau datang atau tidak" kepada orang yang juga akan berkata "Aku akan datang. Tidak peduli kau masih disana atau tidak".
Neneng Lestari
@ntarienovrizal
n_tarie90@yahoo.com
Jika kamu harus menunggu seperti Rena, apakah kamu akan bertahan menunggu atau akhirnya menyerah? Kenapa?
Jawaban: Aku tidak akan bertahan menunggu sekejap pun ketika dia memutuskan untuk menghilang dari kehidupanku tanpa kabar. Meski ia masih memiliki janji kepadaku, tapi apa gunanya janji itu kalau hanya mengikat aku pada hubungan yang tidak terlihat masa depannya.
Lebih baik aku menyerah menunggunya meski sakit, dan mencoba melanjutkan hidup meski sulit.
Hidup sulit lebih baik daripada hidup dengan rasa sakit.
"Jika kamu harus
menunggu seperti
Rena, apakah kamu
akan bertahan
menunggu atau
akhirnya menyerah?
Kenapa?"
jawaban : kalau harus menunggu sampai dua tahun tanpa kabar apapun seperti Rena mungkin aku akan nyerah. Untuk apa aku menunggu orang yang nggak pasti, meski dia sudah berjanji sekalipun. Ketika sebuah hubungan atau komitmen sudah disepakati ke dua belah pihak. Harusnya satu sama lain memberi kabar nggak harus setiap hari tapi cukup lah tiga hari sekali memberi tahu kabarnya satu sama lain. Untuk menghindari pemikiran buruk kalau terjadi apa-apa dengan orang tersebut. Sebagai perempuan yang aku butuhkan adalah kepastian bukan janji-janji manis saja. Dan dihantu pikiran-pikiran buruk tentang pasangan.
Nama : Emma
Twitter : @EmmaNoer22
Email : amrelisha@gmail.com
Nama: Kiki Suarni
Twitter: @Kimol12
Email: kikisuarni616@yahoo.com
Jawaban:
Bukan menunggu sih tapi lebih ikhlas dan pasrah aja. Kalo emang dia jodoh pasti kembali. Tapi kalo gak jodoh, pasti Tuhan akan menggatinya dengan yang lebih baik.
Kalo menunggu tanpa kepastian gitu juga percuma, sia-sia, buang-buang waktu. Lebih baik waktu selama itu aku gunakan untuk memperbaiki diri dan mengejar impianku. Lah, bukankah semakin baik diri ini pasti kelak akan dapat pendamping yang baik pula? Eeeaaa…
Terima kasih.
nama : Wening
twitter : @dabelyuphi
email : dabelyu_phi@yahoo.com
walaupun aku bukan tipe orang yang sabar dan tahan untuk disuruh menunggu, tapi jika ada seseorang yang aku anggap berharga dan aku sayang memintaku untuk menunggunya, aku akan berusaha untuk sabar menunggu kedatangannya. meskipun mungkin janjinya itu tidak pernah ditepati.
aku akan terus menunggu sampai titik dimana aku pada akhirnya harus melepasnya pergi. bukan karena aku lelah menanti kedatangannya, namun karena aku harus mengikhaskan kepergiannya. karena mungkin Tuhan hanya menjodohkan kami sampai batas waktu tertentu saja, tidak menjodohkan kami untuk menghabiskan waktu bersama sampai ajal memisahkan kami.
mungkin saat aku menghabiskan waktu untuk menunggu dirinya terdengar seperti aku membuang sia-sia waktuku, tapi pasti akan selalu ada pelajaran berharga yang aku dapatkan selama aku menunggunya.
Nama : Faiz Istighfara
Twitter : @lisyaann
Email : faiz.istighfara@gmail.com
"Jika kamu harus menunggu seperti Rena, apakah kamu akan bertahan menunggu atau akhirnya menyerah? Kenapa?"
Aku akan menunggu. Namun akan ada saat nya juga aku akan menyerah oleh keputus asaan. Bagaimana tidak, Dante yang menghilang begitu saja. Tidak ada kabar, lost contact. Tentu aku akan terombang-ambing dengan perasaan yang campur aduk. Namun menyerah untuk tak menunggu lagi bukan berarti aku melepaskan. Tidak, aku hanya akan menyerahkan semuanya pada yang diatas. Jika kita berdua memang benar-benar jodoh, akan ada jalan untuk kita bersua kembali. Itu pasti.
Nama: Wika Agustina
Twitter: @agstnwika
Email: wikaagustina22@yahoo.com
Jika saya jadi Rena, saya akan tetap menunggu. Karena sejatinya cinta tidak munafik. Ia pasti akan setia menunggu selama apapun. Jika hati kita yakin dengan cinta tulus yg kita miliki, takdir pasti akan selalu mempertemukan kita dengan org yg kita cintai melalui caranya yg indah. Karena bisa saja, lelaki yg sengaja menghilang dari hidup kita, membiarkan kita menunggu lama, karena semata-mata ingin menguji cinta kita. Apakah selama dia menghilang tak berkabar, kita akan melupakannya dan tidak mencarinya. Dan yg terpenting, apakah kita akan tetap menjaga cinta kita secara utuh dan tidak membiarkan orang lain memilikinya selama dia menghilang? Itu mungkin yg menjadi alasan seseorang pergi tanpa. Jadi, penting buat kita untuk tidak bertingkah gegabah dan tetap setia pada cinta yg seharusnya kita jaga.
Nama : Neni Arwanda
Twitter @neniarwanda95
Email : neniarwanda77@gmail.com
Jika kamu harus menunggu seperti Rena, apakah kamu akan bertahan menunggu atau akhirnya menyerah? Kenapa?
Bagiku, pilihan yang teramat menyebalkan adalah menunggu atau menyerah. Dan pertanyaan yang teramat sulit adalah "kenapa". Mari kita jawab pertanyaan giveaway ini.
Saya memilih untuk menunggu. Kenapa? Jawabannya karena jika saya telah berjanji untuk menunggu maka saya akan menunggu sampai semuanya terlihat jelas, sampai Dante datang dan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Saya bukannya tidak mau menyerah, hanya saja karena teramat sangat mencintai, terkadang seseorang bisa menerima untuk menunggu dalam jangka waktu yang teramat lama, jikalau belum ada kepastian dari orang yang kita tunggu. Saya tahu ini akan membuat banyak pertanyaan yang melintas dalam benak dan akan menimbulkan kekhawatiran sampai mungkin luka tak kasat mata. Tapi bukankah ketika mencintai kita tak pernah peduli seberapa lama kita harus menunggu mereka yang kita cintai?
Salam…
Saya nak tumpang promosi website…
http://majalah.ml
Terima kasih…
Octaviyanti
@octaviyaa
octaviyaa29@outlook.com
Rena, wanita yang menunggu ketakpastian dari sesosok Dante, yang katanya akan menjemput Rena dengan kebahagiaan. Dua tahun, bagiku, itu sudah cukup untuk menunggu. Bukankah menunggu itu membosankan? Apalagi sesuatu yang penuh dengan ketidakpastian. Kini, saatnya untuk membuka hati, membuka pikiran dengan kehidupan dan orang-orang yang baru. Biarkan Dante terkubur dalam masa lalu. Ketika ia kembali, masa-masa itu cukup dikenang, tanpa perlu diungkit.
Rini Cipta Rahayu
@rinicipta
rinspiration95@gmail.com
Kalau aku sebagai Rena *laah, namanya mirip* kemungkinan aku pada akhirnya akan menyerah. Menunggu itu sangat membosankan lho, tapi akan aku laakukan dengan semangat. Pada awalnya saja. Banyak hal yang membuat kita berubah, keadaan berubah, dan kemungkinan janji yang diucapkan akan tidak relevan lagi beberapa tahun kemudian. Ketidakhadiran sosoknya, perlahan membuat kita lupa.
Beruntung kalau dia segera datang dan menepati janjinya. Tapi gimana kalau kita hanya menunggu sendiri, sedangkan yang ditunggu tidak berusaha menjemput kebahagiaan kita? Yaa.. aku cuma mencoba realistis aja sih, gak bisa selamanya kita diam di tempat sementara waktu terus berjalan. Tidak membuat perubahan apapun akan membuat kita menyesal nantinya.
Rini Cipta Rahayu
@rinicipta
rinspiration95@gmail.com
Kalau aku sebagai Rena *laah, namanya mirip* kemungkinan aku pada akhirnya akan menyerah. Menunggu itu sangat membosankan lho, tapi akan aku laakukan dengan semangat. Pada awalnya saja. Banyak hal yang membuat kita berubah, keadaan berubah, dan kemungkinan janji yang diucapkan akan tidak relevan lagi beberapa tahun kemudian. Ketidakhadiran sosoknya, perlahan membuat kita lupa.
Beruntung kalau dia segera datang dan menepati janjinya. Tapi gimana kalau kita hanya menunggu sendiri, sedangkan yang ditunggu tidak berusaha menjemput kebahagiaan kita? Yaa.. aku cuma mencoba realistis aja sih, gak bisa selamanya kita diam di tempat sementara waktu terus berjalan. Tidak membuat perubahan apapun akan membuat kita menyesal nantinya.
Nama: Yuliani
Twitter: @yulianipatty
Email: yulianicullen22@gmail.com
Jawaban: Jika aku menjadi Rena, aku akan menunggu Dante. Aku akan menanti kedatangannya dihadapanku. Aku yakin Dante akan kembali dan berada disisiku lagi. Mendengar keluh kesahku ketika dirinya tidak berada disampingku. Aku akan setia menunggu Dante. Dan mendengar penjelasannya. Mengapa dia meninggalkan diriku cukup lama dan tidak memberi kabar. Yang sebenarnya aku haus akan hal itu. Ketika Dante sudah kembali dan berada disampingku, akan mendengar semua penjelasan dan kebenarannya. Karena aku percaya Dante tidak akan meninggalkan diriku begitu saja.
Jika akhirnya yang ditunggu-tunggu tak akan pernah kembali, aku akan menyerah. Karena aku tak mau menunggu orang yang nyatanya tak akan pernah kembali lagi sama saja menungguku sia-sia. Aku lebih baik perlahan-lahan membuka lembaran baru dengan yang lain walaupun itu tidak mudah, tetapi aku akan berusaha.
nama : Lina Mufidah
akun twitter : linamufidah4
email : linamufidah4@gmail.com
masih mikir untuk jawabnya.
nitip dulu,
http://popular-quotes.blogspot.co.id/
fiksisingkat.blogspot.com
Jika aku menjadi Rena aku akan tetap menunggu, mengingat bahwa hal itu adalah sebuah janji. Sebesar rasa sayang dan cinta kepada Dante, sebesar itu pula lah aku akan sabar menunggu. Aku percaya bahwa takdir selalu terikat bersama manusia, apabila Dante tidak menepati janjinya, aku yakin Tuhan pun akan memberikan jalan yang terbaik bagiku dan Dante.
Nama : Tasya
Akun twitter : @tasyaamanda95
Email : tasyamanda9525@gmail.com
Terima kasih mbak Atria untuk kesempatan GA nya
Jika kamu harus menunggu seperti Rena, apakah kamu akan bertahan menunggu atau akhirnya menyerah? Kenapa?
Pada awalnya aku mungkin akan menunggu, demi janji setia. Namun menunggu tanpa kepastian itu rasanya sia-sia, seperti membuang waktu, kita pun akan seperti berjalan di tempat sementara waktu terus berjalan. Untuk jangka waktu hingga 2 tahun apalagi tanpa kabar dan kepastian, rasanya aku akan berhenti menunggu. Bagaimana kalau Dante ternyata sudah bersama orang lain? Atau yang paling buruk, bagaimana kalau ternyata Dante sudah meninggal? Apa aku akan menunggu seumur hidup?? Tentu saja tidak! Hidup tidak bisa hanya menunggu dan berdiam diri, kita harus bergerak seiring dengan waktu yang terus berjalan. Jika usaha pencarian dan penantian sudah dilakukan namun tiada hasil, sudah saatnya untuk move on!
Nama: Aulia
Akun twitter: @nunaalia
Email: auliyati.online@gmail.com
Jika kamu harus menunggu seperti Rena, apakah kamu akan bertahan menunggu atau akhirnya menyerah? Kenapa?
Jika aku harus menunggu seperti Rena, aku akan menunggu semampuku, sekuat hati dan keyakinanku untuk menunggu sampai waktu menunjukkan bahwa “sudah cukup waktuku untuk menunggunya”. Dua tahun menunggu bukan hal mudah, bukan pula waktu yang sebentar. Ada hati, ada perasaan yang dikorbankan dan diperjuangkan. Bukankah seseorang yang benar-benar menyayangi kita, tidak akan membiarkan kita menunggu, meskipun dia tahu kita bersedia saja menunggu? Terlebih menunggu tanpa kepastian, sudah mencari tahu tentangnya, tentang keberadaannya tetapi nihil, maka alangkah lebih bijaknya bila aku memilih untuk berhenti. Cinta memang kuat, tetapi ia hanya bertahan untuk seseorang yang mau dipertahankan. Cinta punya alasan untuk bertahan, dan ia juga punya alasan untuk berhenti. Bukan karena tak setia, tetapi waktu terus berputar dan aku harus tetap melanjutkan hidup, bukan hanya untuk menunggu seseorang yang tak pasti. Lepaskan, maka esok lusa, jika dia adalah cinta sejatiku, dia pasti akan kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya, itu bukan cinta sejatiku.
Nama : Monika Gisthi Secaresmi
Akun Twitter : @m_gisthi_s
Email : monikagisthi@gmail.com
Nama: Kitty
Akun Twitter: @womomfey
Alamat e-mail: kitty.wibisono@gmail.com
Link Share: https://twitter.com/WoMomFey/status/689556717575602176
Jika kamu harus menunggu seperti Rena, apakah kamu akan bertahan menunggu atau akhirnya menyerah? Kenapa?
Jawaban:
Jika harus menunggu seseorang seperti yang Rena alami dalam buku Sesaat Di Keabadian, pasti aku akan merasa kesepian, perih dan bahkan mungkin putus harapan. Bagaimana tidak? Orang yang ditunggu pun tidak ada kabar beritanya sama sekali, tak bisa dihubungi sama sekali. Ini adalah jenis menunggu yang paling menyedihkan dan konyol, sekalipun orang yang ditunggu adalah orang yang begitu saya cintai dan pernah berjanji untuk kembali agar dapat mengikat hidupnya sehidup semati dengan saya.
Sekalipun sisi perempuan saya akan berusaha keras mempercayai semua janji-janji yang pernah dibuatnya, merindukan kebersamaan kami yang pernah ada di masa lalu, akan tiba waktunya perasaan cinta tak bersambut ini kelak tergerus sang waktu. Saat itu terjadi, pasti logika saya akan berjuang merebut kembali kewarasan saya yang telah lama tersita oleh perasaan mendamba.
Logika itu akan menyadarkan saya hal-hal yang selama ini luput dari pemikiran saya hanya karena saya dibutakan oleh cinta dan rindu:
1. Jika benar orang itu mencintai saya, dia tidak akan membiarkan saya terus-menerus tersiksa dalam keabadian penantian saya. No matter what! Apalagi di jaman seperti ini, dimana komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara.
2. Jika benar orang itu mencintai saya, dia akan berupaya semaksimal yang dia bisa agar saya mendamba kehadirannya dengan rasa excited dan bukannya malah merana.
Ya… pada akhirnya saya akan menyerah dan menjadi olok-olokan sang waktu yang merasa menang atas keterpurukan saya dan ketidaksanggupan saya bertahan dalam penantian saya. Biarlah… toh saya memang hanya perempuan biasa yang bisa patah hati pada sosok yang pernah saya cintai dengan begitu tulusnya. Saya juga hanya perempuan biasa yang dapat jatuh cinta lagi, terlebih pada orang yang mau berbagi kesedihan selama saya merindu sosok yang tak jelas kabar beritanya itu, pada orang yang dengan setia mendampingi saya melalui perihnya penantian panjang tanpa kepastian, pada orang yang jelas-jelas berada di sisi saya sepeninggal si pemberi harapan, pada sosok Alex jika saya adalah seorang Rena…
Nama : Nova Indah Putri Lubis
Twitter : @n0v4ip
Email : n0v4ip[at]gmail[dot]com
Link Share : https://twitter.com/n0v4ip/status/689672076085493760
Jika saya ada di posisi Rena yang harus menunggu begitu lama tanpa ada kepastian, saya lebih memilih menyerah daripada bertahan dalam ketidakpastian. Mungkin pada awalnya saya akan bersedia menunggunya, tapi jika semakin lama malah tidak ada kabar berita, saya lebih memilih berhenti. Karena saya merasa jalan hidup saya masih panjang dan tidak mungkin terus menurus menunggu pada sesuatu yang belum pasti. Saya akan berhenti menunggu dan kembali melanjutkan hidup saya. Saya percaya, jika dia memang jodoh saya, kami pasti akan bertemu lagi dan akan dipersatukan Tuhan… 🙂
Terima kasih kak ^^
Nama : Agatha Vonilia Marcellina
Akun twitter : @Agatha_AVM
Email : agathavonilia@gmail.com
Aku akan tetap menunggunya karena bagiku janji adalah 'hutang' yang harus ditetapi dan tetap melanjutkan hidup. Aku yakin suatu saat dia akan kembali padaku. Aku mencintainya dengan sepenuh hatiku dan aku memang harus memilikinya. Bagiku dia adalah pasangan hidup terbaikku di masa depan.
nama : Mukhammad Maimun Ridlo
akun twitter : @MukhammadMaimun
email : maimun_ridlo@yahoo.com
Jika kamu harus menunggu seperti Rena, apakah kamu akan bertahan menunggu atau akhirnya menyerah? Kenapa?
Jika aku menjadi Rena, aku akan berhenti menunggu.
Karena Dante sudah mengingkari janji untuk datang. Padahal janji itu dilaksanakan di depan Tuhan.
Aku juga akan memilih Alex karena aku akan lebih berpihak kepada kenyataan daripada sesuatu yang tidak pasti.
Sabar pasti ada batasnya. Apalagi dalam soal menunggu…
Nama : Siti nuryanti
Twitter: @NelyRyanti
Linkshare:https://twitter.com/NelyRyanti/status/689793124349018113
Email : sitinuryanti@yahoo.com
Jawaban
Kisah Rena mirip sekali dengan kisah hidupku masa lalu…itu salah satu episode bittersweet kehidupanku..itu bukan hal yang mudah untuk dilewati. Saya pernah bertahan menunggu lebih dari dua tahun tanpa kepastian. Dia menghilang tanpa kabar berita, meskipun pernah telepon sekali dan meminta untuk menungguku, tetapi kemudian menghilang lagi. Saya tidak punya nomor kontak teman, saudara atau keluarganya. Karena kami menjalani LDR. Saya sedih,frustasi dan putus asa, setiap hari adalah hari-hari yang terberat dalam hidupku. Hingga akhirnya saya memilih menyerah, karena disatu sisi ada sosok lain yang selalu disampingku dan menjadi sandaranku dikala hatiku gelisah dan sedih, semua keluargaku juga sudah mendukungnya. Akhirnya aku memilihnya, meskipun sebenarnya hati ini belum bisa melupakan dia yang telah menghilang tanpa kabar. Karena menghapus nama dihatiku tidak semudah menghapus nama di phonebook. Hidup juga harus terus berjalan ke depan. Dan sepertinya pilihanku tepat, karena sampai bertahun-tahun kemudian dia tidak datang pernah datang…maaf nih jadi curcol ..langsung inget masalaluku 🙁
Sesuatu yang paling membosankan itu bagiku adalah menunggu. Jadi aku paling tidak suka menunggu. Kalau aku jadi Rena aku tidak akan menunggu Dante, apalagi dlm waktu dua tahun itu bukan waktu yang sebentar, aku butuh kepastian, karena hidup ini akan terus berjalan, dan hidup ini tdk bisa hanya dihabiskan untuk menunggu sesuatu yg tak pasti. Lebih baik di habiskan dengan terus melakukan sesuatu hal yg positif daripada hanya menunggu.
Nama: Leny H
Twitter: @Lenny66677291
email: leny.hermi@yahoo.com
Nama: Manshur
Twitter: @manshuri_yusuf
Email: manshuri.yusuf@gmail.com
Jika kamu harus menunggu seperti Rena, apakah kamu akan bertahan menunggu atau akhirnya menyerah? Kenapa?
Aku akan memilih untuk menyerah dan berhenti menunggu kepastian yang entah kapan itu terwujud. Menunggu bukanlah hal mudah, sekalipun atas nama cinta, jika sudah dalam hitungan tahun tak ada bisa menebak rasa akan berubah menjadi apa.
Dan soal janji, bukankah namanya menyiksa jika hanya berjanji bersumpah tetapi tanpa berikan kepastian akan kapan kebahagian itu terwujud.
Lagipula menunda kebahagiaan hanya demi menanti sesuatu yang tak pasti itu sama saja seperti menyiksa jiwa.