“Selembut
apa pun suatu penolakan, tetap saja terasa menyakitkan.” (Hal. 241)


Penulis: Ba Yue Chang
An
Penerjemah: Jeani
Hidayat
Penyunting: M. Noviana
Proofreader: Dini
Novita Sari
Cover Designer: Chyntia
Yanetha
Ilustrasi isi: Frendy
Penerbit: Haru
Cetakan: Pertama,
Januari 2016
Jumlah hal.: 348
halaman
ISBN: 978-602-7742-66-6
Benarkah
waktu dapat mengikis perasaan cinta?
Hal
terakhir yang diingat He Man adalah ia sedang berbulan madu dengan suaminya,
Xie Yu. Namun, tiba-tiba gadis itu terbangun di rumah sakit dan sudah bercerai.
He Man mengalami amnesia dan lupa akan lima tahun terakhirnya.
Ia
tidak mengerti mengapa ia bisa bercerai dari Xie Yu padahal mereka saling
mencintai. Ia tidak mengerti mengapa sahabatnya sekarang malah menjadi
musuhnya. Ia tidak mengerti mengapa seakan semua orang membencinya.
Ketika
He Man berusaha mengumpulkan kembali kenangan dan ingatannya, ia mulai
menemukan hal-hal yang tidak pernah ia duga sebelumnya.
***

“Setiap
pasangan selalu menganggap cinta dari pihak mereka lebih besar dan lebih setia
dibandingkan dengan cinta orang lain; cinta merekalah yang paling hebat, cinta
yang mereka miliki adalah paling kompleks dan berharga.” (Hal. 252)

He
Man terbangun di rumah sakit setelah koma selama sebulan lebih. Namun saat
terbangun ia dihadapkan pada kenyataan bahwa apa yang ia yakini tidak sama
dengan kenyataannya. Ia meyakini bahwa kecelakaan yang dialaminya terjadi saat
ia berbulan madu dengan suami yang sangat dicintainya, Xie Yu. Namun
kenyataannya, ia mengalami kecelakaan lalu lintas. Taksi yang ia tumpangi
tertabrak. Kecelakaan yang dimaksud oleh He Man adalah kecelakaan yang terjadi
lima tahun lalu.
Lelaki
yang ia yakini sebagai suaminya kini telah berstatus sebagai mantan suami.
Rumah yang diyakininya kini bukan lagi rumahnya. Ia malah tinggal di sebuah
apartemen mewah seorang diri. Meninggalkan Xie Yu di rumah yang mereka tinggali
bersama.
Kini,
tertatih He Man harus menemukan kembali setiap keping ingatan yang hilang.
Mengejar ketertinggalan lima tahun ingatannya. Belajar kembali tentang
teknologi yang bekembang pesat dalam lima tahun. Menerima kenyataan bahwa Xie
Yu yang ia cintai kini bukan lagi suaminya dan sudah memiliki kekasih yang jauh
lebih muda darinya. Sahabatnya sejak SMA, Xiao Huan, kini tidak pernah lagi
menghubunginya dan terkesan membencinya.
Apa
yang sudah dilakukan oleh “He Man yang dilupakan” oleh He Man ini? Apa yang
terjadi dalam lima tahun yang hilang itu?

“Mana
mungkin ada suami-istri yang tidak pernah bertengkar? Semakin sering berlibur,
akan semakin sering terjadi pertengkaran.” (Hal. 12)

***

“Waktu
tidak bisa menariknya maju ke masa depan, jadi ia ditelantarkan di masa lalu.”
(Hal. 32)

Saat
membaca halaman pertama setelah halaman identitas buku, pembaca akan disuguhi
informasi bahwa novel Stoleh Years ini telah difilmkan. Bahkan pengantarnya
memberi kita informasi bahwa novel ini adalah adaptasi dari film, bukan
sebaliknya. Dan ini membuat saya semakin penasaran untuk membaca novelnya
kemudian memburu filmnya untuk ditonton. Selalu ada sensasi yang berbeda saat
membaca dan menonton film meski ceritanya sama.
Ok,
lanjut ke novel Stolen Years ini. Ide ceritanya benar-benar menarik. Kesannya
klise, tapi eksekusinya sangat bagus. Saya suka adegan di BAB 5 tentang lolipop
itu. Penggambaran adegannya jelas dan menarik sekaligus bermakna. Itu berhasil
menggambarkan perasaan He Man dan dengan segera membuat Xie Yu mengerti apa
yang ia rasakan tentang kejadian hilang ingatan ini.
Saya
sebenarnya berkali-kali mengecek sampul depan dan belakang novel ini untuk
memastikan apakah novel ini diberi label dewasa. Karena sejujurnya menurut saya
novel ini memiliki konflik yang sangat dewasa. Pernikahan, perceraian, dan
semua kisah tentang cinta yang terkikis ini menurutku lebih cocok jika dibaca
oleh pembaca Dewasa. Young Adult ataupun
Adult
Selain
itu, kisah di dalam novel Stolen Years ini sesungguhnya menyuguhkan kisah
percintaan dan kehidupan pernikahan. Tentang cinta yang lambat laun akan
berkurang, menghilang dan bahkan bisa jadi berubah bentuk menjadi siksaan jika
tidak berusaha dipelihara. Bahwa dalam rumah tangga kedua belah pihak harus mau
berkompromi dan saling mendukung bukannya saling membalas sikap pasangan. Pesan
pesan ini tersampaikan dengan baik dalam novel ini.
Sayangnya,
endingnya terkesan terlalu jahat dengan menambahkan penderitaan tambahan bagi
He Man. Seolah hilang ingatan yang ia alami belum cukup.
Namun,
pada dasarnya saya suka dengan novel ini. Membacanya menyegarkan dan di
beberapa bagian membuat senyum saya terkembang. Dan banyak adegan yang
bermakna. Membuat perempuan yang sudah menikah seperti saya pun mengangguk
setuju 🙂

“Mungkin
mereka tidak menyadari pentingnya ucapan-ucapan manis tersebut. Jika setiap
hari mengurangi satu ucapan yang manis, kian hari ucapan-ucapan romantis di
antara pasangan itu semakin berkurang dan pada akhirnya hubungan mereka kandas
tak berbekas.” (Hal. 64)

***

“Manusia
tak akan bisa menang melawan waktu.” (Hal. 108)

Seperti
yang saya ungkapkan di twitter bahwa di bulan Januari, tema postingan di blog saya adalah
tentang Masa Lalu. Kita belajar bahwa masa lalu sekali pun menyakitkan ia tetap berharga. Ia ikut membentuk diri kita hari ini.
Meskipun
dalam novel ini, masa lalu yang berusaha diingat oleh He Man bukanlah sesuatu
yang menyenangkan. Sebab jauh di dalam hatinya ia semakin membenci sosok “He
Man yang ia lupakan”. Ia bingung mengapa dirinya betah membiarkan dirinya
sendirian. Namun upaya He Man untuk mendapatkan masa lalunya yang hilang
membawa berkah bagi masa depannya. Membuatnya kembali menemukan cinta
sejatinya. Juga membuat He Man semakin menyadari bahwa setelah mendapatkan kesempatan kedua ia harus berjuang sekuat tenaga
menjaga apa yang telah ia miliki.

“Barapa
banyakkah hubungan yang kandas karena keegoisan, dan berapa banyakkah cinta
yang memudar karena kerakusan?” (Hal. 143)

***
“Menurutnya,
seseorang harus berani mengutarakan perasaannya, agar tidak ada penyesalan di
kemudian hari.” (Hal. 233)

Nah, sekarang waktunya
Giveaway. Sudah ada 1 novel The Stolen Years yang disediakan Penerbit Haru untuk
kamu, Readers. Mau jadi yang beruntung? Caranya mudah kok.
1.
Jawab pertanyaan ini di kolom komentar
“Jika kamu punya kesempatan memperbaiki masa lalumu, apa yang akan kamu lakukan?”
Jangan
lupa sertakan data diri berupa nama, akun twitter atau akun instagram, dan
email kamu.
2.
Share giveaway ini dengan ketentuan berikut:
Via Twitter:
follow akun twitter @penerbitharu dan @atriasartika. Kemudian share
link Giveway ini dengan hashtag #StolenYears dan mention kedua akun tadi.
Via Instagram:
follow akun instgram @penerbitharu dan @atriasartika. Repost banner
atau e-poster Giveaway #StolenYears yang ada di akun @atriasartika. Sertakan
link blogpost ini dalam caption. Tag saya dan @penerbitharu ya 🙂

3.
Giveaway ini hanya berlangsung dari tanggal 27 – 29 Januari 2016
4.
Giveaway ini hanya untuk yang berdomisili di Indonesia
5.
Pengumuman pemenang akan saya posting di twitter dan akan saya update di
postingan ini paling lambat 1 minggu setelah giveaway ditutup.
Semoga beruntung ya, Readers 🙂
 
“…
ia menyadari kalau cinta adalah sesuatu yang sama dengan makanan – harus
dicicipi secara perlahan-lahan.” (Hal. 253)

***
“Aku
hanya merasa kalau cinta adalah sebuah masalah yang sederhana. Aku tidak bisa
meninggalkannya, tidak bisa melepaskannya, …” (Hal. 333)