Penulis: Eva Sri Rahayu & Evi Sri Rezeki
Editor: Ainini
Komik & ilustrator: Zamal Matian
Inker: Anton Gustian
Desain Cover: Ann_ Retiree
Layouter: Fitri Raharjo
Pracetak: Endang
Penerbit: de Teens
Cetakan: Pertama, Mei 2014
Jumlah hal.: 303 halaman
ISBN: 978-602-255-577-3
“Apa sih bedanya kalian?” tanya orang kesatu.
“Nah, kalau mata Evi itu belo-belo sipit. Kalau saya sipit-sipit belo,” jawab Eva dengan bersemangat.

“Apa sih bedanya kalian?” tanya orang keseratus tujuh.
“Evi belo, saya sipit,” jawab Evi dengan tangan mengetuk-ngetuk tak sabar.

“Apa sih bedanya kalian?” tanya orang ketiga ribu tiga puluh dua.
“Belo, sipit,” kata kami dengan muka datar dan memberi jawaban yang tidak menjelaskan sama sekali.

“Apa sih bedanya kalian?” tanya orang kesatu juta delapan ratus ribu empat puluh sembilan.
Menyipitkan mata. “….”

Hal-hal yang membuatmu penasaran sama si kembar, seperti, “Mereka pernah bertukar sekolah?”
“Pernah bertukar pacar?”
“Atau punya telepati?”

Temukan jawabannya di buku ini.

Tonton juga TwiRies Book Trailer ini:


***
Bagaimana
rasanya punya saudara kembar ya? Kayaknya seru deh. Bisa kemana-mana berdua. Bisa
tukaran baju. Bisa curhat tiap hari. Bisa ngerjain orang dan tukaran tempat
kalau lagi bosan sama kehidupan sendiri *halah*. Masih banyak bisa-bisa
lainnya.
Buku Twiries:
The Freaky Twins Diaries
adalah buku yang akan menjabarkan berbagai
“kebisaan” jadi anak kembar. Buku ini ditulis dengan gaya yang cukup unik. Eva
dan Evi tidak menulis sebagai dua pribadi tunggal yang berkolaborasi. Mereka
menulisnya sebagai satu tim dengan POV orang pertama jamak yakni, “kami”.
Serunya, buku
ini ditulis dengan cara bercerita yang menggelitik. Sisi humornya cukup
ditonjolkan sehingga tidak membuat bosan. Contohnya  cerita tentang pertanyaan yang sering diajukan
orang-orang karena penasaran dengan mereka.  Sebenarnya dengan menyebutnya sebagai “Silly
Question”
sebenarnya menunjukkan seberapa Mbak Eva dan Mbak Evi kesal
menghadapi pertanyaan-pertanyaan itu. Namun cara keduanya menuang satu persatu
pertanyaan itu dalam buku ini malah jadi sebuah guyonan tersendiri. Ditambah lagi ada komik sebagai ilustrasi
cerita.
Membaca buku ini
dari awal sampai akhir akan mengenalkan kita pada kehidupan yang dialami mereka
yang memiliki saudara kembar. Khususnya kehidupan Mbak Eva dan Mbak Evi. Banyak
hal yang dibagi di buku ini. Mulai dari kesyukuran mereka karena memiliki
saudara kembar, kesukarannya, hingga berbagai perasaan terdalam mereka terhadap
satu sama lain.
Namun, salah
satu sisi yang paling berbekas bagi saya adalah part “We Call It Twin Curse”
(hal. 141). Hampir semua judul sub-bagian cerita di part ini ada kata “dibandingkan”. Ternyata salah satu hal yang
paling sulit yang dialami oleh saudara kembar adalah sikap lingkungan sekitar
yang selalu membandingkan. Mereka sulit menjadi individu tunggal yang tidak
disangkutpautkan dengan kembaran mereka. Mereka dinilai dengan kacamata
perbandingan. Dan ini akan terus terjadi seumur hidup mereka. Karena di
masyarakat Indonesia entah kenapa sudah jadi kelaziman untuk menilai saudara
kembar dengan tolak ukur perbandingan.
 Entah Mbak Eva dan Mbak Evi ini butuh waktu
berapa lama untuk berdamai dengan kenyataan bahwa dengan memiliki saudara
kembar, maka mereka akan selalu “ditaksir” dari berbagai segi. Dinilai melalui
pertanyaan, “Pintar mana, Eva atau Evi?”; “Cantik mana, Eva atau Evi?”; dan
pertanyaan-pertanyaan lain semacam itu. Secara psikologis ini tentu
mempengaruhi mereka. Entah membuat mereka harus “terpaksa” bersaing, atau
bahkan jadi saling melukai.
Ah, jadi ingat
dengan buku Love Puzzle karya Mbak Eva yang menjadikan hal ini sebagai salah
satu konflik ceritanya. Hm, dibandingkan dengan teman saja cukup bikin sakit
hati. Dibandingkan sama kakak atau adik juga bikin kesal. Apalagi dibandingkan
dengan saudara kembar sendiri? (>_<)
***
Sejujurnya saya
orang yang cukup terlambat menyadari  Mbak
Eva dan Mbak Evi itu bersaudara kembar. Saya akhirnya ngeh setelah membaca CineUs karya Mbak Evi. Padahal karya mbak-mbak
kembar ini yang paling pertama saya kenal adalah Dunia Trisa-nya Mbak Eva.
Membaca buku
TwiRies ini bikin saya harus mengaku sebagai orang sejuta kesekian yang
mengajukan Silly Question, khususnya
pertanyaan no.4 tentang siapa yang kakak (hal.
63)
(>_<). *sila cek interview saya dengan Eva dan Evi di blogpost ini*
Oiya, tentag
buku ini pun sebenarnya sudah pernah dibocorkan oleh Mbak Eva dan Evi saat
interview tersebut. Mereka menyebutnya Twins Project. Makanya saat bukunya
launching, saya pun sangat semangat menghadiri acara launchingnya yang diadakan
di Lacamera Cafe.

sempat narsis bersama Mbak Evi & Mbak Eva saat launcing
Buku Twiries ini
kemudian saya pilih sebagai teman mudik. Saya sempat membawanya ke Bekasi dulu
sebelum ke Makassar. Saat asyik membaca sebelum tidur, adik sepupu saya
mendadak bertanya. “Pasti lucu ya punya saudara kembar.” Mendengarnya, saya
langsung menaikkan alis dan bertanya kenapa. Ia lantas memperlihatkan foto anak
kembar cowok-cewek dengan kulit putih, pipi tembem, dan mata sipit. Lucu
(>_<). Saya lantas menjawab, ”Di tas kakak ada buku soal anak kembar.
Baca aja dulu,”. Tidak lama dia tertawa-tawa sendiri membacanya. Ternyata komik
di dalam buku baginya terasa sangat menghibur. Memang dia lebih suka baca komik
daripada buku cerita.

TwiRies yang ikut mudik
Buku ini pun
saya ajak serta mudik ke Majene, Sulawesi Barat. Saat selesai membaca buku ini,
saya pun mencoba menulis review tentang buku ini. Mama saya yang tanpa sengaja
melihat aktivitas saya pun bertanya. Ia bingung saat saya menyampaikan bahwa
saya sedang menulis resensi buku. Lebih heran saat ia dengar saya meresensi
buku tentang anak kembar. Mama dengan asal nyeletuk,
“Ngapain baca soal anak kembar. Pacar kamu punya saudara kembar?” mendengar
komentar itu saya pun bengong. Heh? Kok pikirannya ke arah sana? Setelah itu,
mama dengan santainya meninggalkan saya yang terpana. Hah, tuduhannya sangat
tak berdasar. *mendadak galau*
Belakangan saya
tahu komentar mama muncul karena saat itu mama sambil iseng membolak-balik
halaman buku dan tanpa sengaja membaca bagian Tips Menggebet dan Mempunyai
Pacar Anak Kembar
(>_<)
Ternyata tahun
ini saya tidak salah memilih teman mudik (^_^)v

Terima kasih
sudah sharing tentang dunia si kembar ya, Mbak Eva & Mbak Evi. Saya tunggu
karya berikutnya baik solo maupun twins project lainnya (^_^)

http://www.smartfren.com/ina/slide-detail/7201112013092452/