Penulis: Elsa Puspita

Penyunting: Pratiwi
Utami
Perancang Sampul:
Wirastuti
Pemeriksa Aksara: Septi
Ws, Intan Sis
Peneta Aksara: Endah
Aditya
Penerbit: Bentang
Pustaka
Cetakan: Pertama,
Oktober 2014
Jumlah hal.: vi + 286
halaman
ISBN: 978-602-291-056-5
“Ayo
kita menikah.”
What?
Apa sih yang barusan kuucapkan? Mengajak Raga menikah? Padahal menikah bukan
prioritasku. Tapi, rasanya jahat sekali kalau aku menarik ucapanku. Jelas –
jelas aku melihat binar bahagia dari wajahnya, setelah seribu kali kutolak
lamarannya.
Damn!
But life must go on, Aria. Ketimbang kuping panas mendengarkan  sindiran Mami dan ocehan Citra yang sudah
kebelet nikah, tapi tidak dibolehkan Mami karena kakak perempuannya ini belum
menikah. Mari, akhiri saja drama – desakan – menikah itu dengan menuruti
keinginan mereka.
Namun,
kekacauan itu terjadilah. Konsep acara, undangan pakaian, catering. Ditambah
lagi perbedaan prinsip antara aku dan Raga. OMG, kemana saja aku selama ini?
Sudah pacaran sembilan tahun tapi belum mengenalnya luar – dalam.
Belum
menikah saja sudah begini, bagaimana besok setelah menikah dan serumah seumur
hidup?
***
Keputusan
menikah memang tidaklah mudah. Terutama bagi perempuan mandiri seperti Aria. Ia
merasa bahwa kehidupan pernikahan sebagia kehidupan yang tidak bisa ia
bayangkan. Bahkan ketika ia sudah memiliki laki – laki yang baik di sisinya.
Adalah Raga, pria yang sudah sembilan tahun menjadi kekasih Aria. Pria yang membuat
Aria nyaman ini ternyata belum benar – benar membuat Aria merasa yakin untuk
membangun rumah tangga.

Namun
entah konspirasi dunia membuat kata pernikahan berputar di sekitar Aria. Mulai
dari Citra, adik Aria yang sudah kebelet pengen nikah namun dilarang karena
sang ibu menolak Aria dilangkahi adiknya. Juga pernikahan Dina, adik Raga.
Padahal Raga adalah anak tertua. Dan ia dilangkahi oleh dua adik perempuannya.

Belum
lagi sikap Raga yang seolah ikut mendorong Aria ke pelaminan meski tidak
dilakukan secara frontal. Ada pula dua sahabatnya yang terus mempertanyakan
kelanjutan hubungan Aria dan Raga. Hubungan mereka sudah mentok. Pacaran
sembilan tahun maka pilihannya hanya maju ke jenjang yang lebih serius atau
mundur dan berpisah.
Akhirnya
Aria pun membuat keputusan itu. Namun ternyata, setelah lamaran, hal – hal yang
harus disiapkan untuk pernikahan mereka membuat ia dan Raga jadi sering
bertengkar. Kemana mereka selama ini? Ternyata ada sebuah prinsip yang sangat
bertolak belakang antara Aria dan Raga.
Lantas
bagaimanakah kelanjutan hubungan mereka? Bisakah mereka menyelesaikan perbedaan
itu?
***
Cerita
yang ditulis oleh Mbak Elsa merupakan salah satu hal yang memang cukup
mengganggu bagi sejumlah orang saat memutuskan ingin menikah. Bagi banyak
perempuan, terutama bagi mereka yang sangat mandiri, menikah kadang terlihat
sebagai sebuah ikatan yang membelenggu. 
Selain
itu, cerita ini juga mengangkat realitas yang menampilkan bahwa pacaran selama
apapun tidak menjamin kita benar – benar mengenal pasangan kita.
Yang
paling menarik dari kisah ini adalah karakter Aria. Karakter ini sangat
menyebalkan namun juga tidak menutup kemungkinan benar – benar hidup di dunia
nyata. Meskipun saya benar – benar dibuat greget dengan karakternya yang
cenderung seperti tidak berperasaan. Bagaimana bisa ada perempuan yang sikap
antipatinya pada anak – anak? *ups..nyaris spoiler* 
Intinya,
Mbak Elsa berhasil menciptakan tokoh yang menyentak pembaca. Karakternya keras
dan sedingin karang. Kira – kira jika sosok ini nyata dia akan memaknai cinta
seperti apa ya?
Untuk
setting dan alur sudah mengalir. Enak dibaca. Percakapan dan deskripsinya enak
dibaca. Pilihan bacaan yang menarik namun cukup menghentak karena kekuatan
karakter tokoh Aria.
Namun,
feelnya terasa kurang. Mungkin karena saya terlalu kesal dengan tokoh Aria ini.
Prinsip dan pemikiran tentang pernikahan berbeda jauh dengan saya pribadi.
Tapi, ini menjadi kekuatan tersendiri bagi buku ini. Tokoh Aria menjadi titik
fokus dalam seluruh novel ini.
Sudut
pandang orang ketiga, membuat novel ini dieksekusi dengan menarik. Sebab
penulis dan pembaca jadi berjarak dengan tokoh Aria. Ini membuat pembaca bebas
berpendapat tentang pilihan – pilihan Aria.
***
Dan,
Wedding Giveaway datang lagi. Ini menjadi akhir rangkaian Wedding Giveaway di
bulan Mei ini. Mohon do’a – do’a baik dari Readers untuk pernikahan saya yang
resepsinya telah dilaksanakan kemarin.

Oiya,
Mbak Elsa Puspita sudah menyiapkan satu eksemplar Pre Wedding in Chaos untuk 1
orang Reader yang beruntung. Mau jadi yang beruntung bisa memiliki novel penuh
gereget ini? Yuk ikuti langkah langkahnya.

1)      Follow
akun twitter @atriasartika, @elpuspita
2)      Share
giveaway ini di akun twitter kamu dengan mention @atriasartika @elpuspita @bentangpustaka
dengan hashtag #PreWeddingInChaos
3)      Jawab
pertanyaan ini di kolom komentar:
“Apa
ketakutan terbesarmu saat mendengar kata ‘pernikahan’?”
 sertakan juga data dirimu: nama, akun twitter,
dan email
4)      Giveaway
ini berlangsung dari tanggal 24 sampai 30 Mei 2015. Pengumuman akan dilakukan
paling lambat 1 minggu setelah Giveaway berakhir.

Mudah
kan? Jadi jangan lewatkan Readers. Oiya, selain bagi-bagi buku di My Little
Library, pustakawan kita juga akan bagi-bagi buku di akun twitternya
@atriasartika. Khusus di tanggal 29 Mei 2015 jam 8 malam akan ada sesi #LiveInterview
bersama Elsa Puspita dan akan ada satu novel Pre Wedding in Chaos yang juga
akan dibagikan di #LiveInterview tersebut.

Yuk
ikut merayakan bulan Mei ini dengan mengikuti Wedding Giveway di My Little
Library (^_^)/