“Kalau
mau menikah, memang banyak sekali godaannya, Nduk. Namanya goro-goro.” (Hal.
193)

Penulis:
Okke ‘Sepatu Merah’
Editor:
Herlina P. Dewi
Desain
Cover: Felix Rubenta
Layout
Isi: DeeJe
Proof
Reader: Tikah Kumala
Penerbit:
Stiletto Book
Cetakan:
I, Desember 2013
Jumlah
hal.: 205 halaman
ISBN:
978-602-7572-21-8
“Lo … nggak
rela gue nikah dengan Dewo?” Aku memberanikan diri untuk menembaknya.
“Apa masih
penting, Nin? Gue rasa nggak, udah nggak penting,” Lanang sama sekali tidak
menatapku.
“Penting, Nyet.
Penting buat gue.” Suaraku terdengar parau, “Lo nggak rela gue menikah?”
“Sudahlah, Nin.
Lupakan. Gue ngaco aja tadi,”
“Lanang. Please
jawab. Lo nggak rela?” Suaraku melirih.
“Nggak!” Ia
menatap manik mataku, “Puas lo?”
***
Life goes on. Tapi terkadang ada
kenangan-kenangan indah yang membuat seseorang enggan melangkah menuju masa
depan. Itulah yang terjadi dengan Menina. Hidupnya dengan Lanang, sang mantan
pacar, begitu membekas di hatinya, bahkan sampai ia dilamar oleh pria lain yang
lebih mencintainya.
Ketidakmampuannya melupakan masa
lalu membuat Menina secara impulsif memutuskan melakukan pekerjaan terakhir
bersama Lanang ke Yogyakarta. Siapa yang bisa meramalkan apa yang akan terjadi?
Saat Menina dan Lanang berada di Yogyakarta, terjadilah gempa bumi 5,9 SR yang
memakan banyak korban.
Menina meyaksikan begitu banyak hal
yang membuatnya kembali berpikir tentang hubungannya bersama Lanang dan juga
calon suaminya. Apa yang sebenarnya terjadi pada mereka berdua?
***

“Lo
nggak mesti tahu dan mempertanyakan semuanya, Nin! Bikin Capek aja. Ada yang
lebih baik dibiarkan menjadi rahasia, Nin. Jalani, biarkan mengalir. …” (Hal.
51)

Bagaimana rasanya jika
saat kamu sudah menjawab ya (meski dengan ragu) pada kekasihmu namun mantan
kekasih yang belum bisa kamu singkirkan dari pikiranmu datang kembali?

Inilah
yang dialami oleh Menina. Saat Dewo, laki-laki yang sudah 10 bulan menjadi
kekasihnya, datang dan melamarnya, Menina sempat bingung. Meski akhirnya ia
menjawab “Ya,” tetap saja ia belum tenang. Ia malah sibuk menemukan alasan
filosofis untuk menikah.
Di
tengah kebingungannya ia malah menghubungi, Lanang, mantan kekasihnya. Menina
sendiri masih merasa belum bisa melupakan Lanang sepenuhnya. Ini membuat ajakan
Lanang untuk pergi bersama menjadi godaan yang tidak bisa ditolak oleh Menina.
Tanpa
rencana Menina akhirnya menjejak Yogyakarta bersama Lanang. Niatnya hanya
sehari. Namun mendadak gempa mengguncang Yogyakarta. Ini membuat Menina menunda
kepulangannya. Dan membuat hubungannya dan Dewo memanas.
Di
waktu yang sama ia malah semakin bimbang. Harapannya pada Lanang membuatnya
semakin bingung. Terlebih saat Lanang mengakui bahwa ia tidak terima dengan
rencana pernikahan Menina.
Ah,
akhirnya apa keputusan yang diambil Menina?

“Memang
benar, jika melakukan perjalanan, tidak terlalu penting tujuannya, tidak pula
terlalu penting menggunakan apa dan tinggal di mana, selama kita bersama dengan
rekan perjalanan yang menyenangkan, semuanya akan sempurna.” (Hal. 60)

***

“Masa
lalu adalah masa lalu,sesekali melihat mungkin perlu, tapi tidak perlu mencoba
untuk mengulangi lagi apa yang pernah terjadi.” (Hal. 188)

Cerita
dituturkan dengan alur mundur. Mengambil setting waktu 2013 di Sumber Hidangan,
salah satu rumah makan tua yang menjual roti dan es krim yang cukup dikenal di
Bandung (ah, saya juga kenal tempat ini. he.he.) cerita mulai bergulir. Kemudian
dilanjutkan dengan memutar ulang kenangan Menina  7 tahun sebelumnya. Saat ia dilamar oleh Dewo.
Setelah
itu cerita terus berada di tahun 2006. Seluruh perjalanan Menina dan Lanang
diceritakan. Dan akhirnya kisah dikembalikan ke situasi di masa kini yakni
2013.
Opening
cerita menjadi menggigit sebab pembaca dibuat penasaran pada akhir cerita.
Pilihan alur flashback membuat cerita
semakin menarik. Ini karena seluruh konflik dituangkan di part tersebut. Tapi
akhir cerita? Di simpan hingga akhir.
Cara
penulis menuturkan cerita sangat casual.
Mengalir. Selain itu dengan mengambil sudut pandang orang pertama, penulis
membuat pembaca bisa ikut menyelami perasaan dan pemikiran Menina. Pilihan-pilihan
yang dibuat Menina serta perasaan yang mengganjal terkait hubungannya dengan
Lanang.
Hal lain yang menarik
dari novel ini dalah banyaknya yang di-sentil
oleh penulis tentang kondisi sosial di masyarakat Indonesia dalam menempatkan
perempuan.

“…,
masa setelah menikah gue kehilangan identitas terpenting berupa nama yang gue
punya sejak lahir? …” (Hal. 62)
“Blah.
Kenapa jika perempuan yang keluar malam-malam moralnya dipertanyakan? Kenapa
jika pria yang keluar malam tidak menerima komentar negatif?”(Hal. 74)

Hal
ini juga mengganggu pemikiran saya. Terutama tentang posisi perempuan setelah
menikah. Eksistensinya sebagai pribadi mandiri seolah berubah menjadi sosok di
belakang bayang-bayang suami. Tidak jarang ada perempuan yang tidak dikenal
nama aslinya. Hanya dikenal sebagai Nyonya ….. (nama suami). Ah, tapi
pendapat perempuan tentang hal ini pun berbeda.
Kembali
ke novel Pre-wedding Rush. Cover buku ini lucu. Warna dengan gambar seorang
perempuan memakain gaun pengantin dan dua orang laki sangat mencerminkan
cerita.
Untuk
penokohan, penulis mampu mempertahankan konsistensi karakter tokoh-tokohnya.
Menina sebagai perempuan yang mandiri, sejak awal hingga akhir digambarkan kuat
dan tegar. Sikapnya dalam menghadapi situasi di Yogyakarta menampilkan kekuatan
karakternya.
Sedangkan
untuk tokoh Lanang meskipun mengalami perubahan dalam pola pikir, namun diberi
alasan yang jelas. Tidak mendadak berubah. Ini membuat tokoh-tokohnya jadi
manusiawi. Bukan superhero.
Pun
dengan Dewo. Ia tidak digambarkan sebagai laki-laki yang manis dari awal cerita
sampai akhir. Ia digambarkan sebagai laki-laki yang sangat mencintai Menina
namun ternyata ia tidak benar-benar dibutakan oleh cintanya.
Oiya,
cara penulis menggambarkan situasi saat gempa terjadi sangat baik. Deskripsinya
saat situasi gempa dan pasca-gempa jelas. Bahkan kecemasan Menina dan
masyarakat Yogya diceritakan cukup detail. 
Selain
itu bagian cerita tentang filosofi menikah dan alasan orang untuk menikah juga
menjadi perbincangan yang menarik untuk diikuti. Dan saya suka dengan
kesimpulan akhir yang didapatkan Menina tentang pernikahan.

“Iya.
Pada akhirnya, setelah sekian lama menikah, gue ngerasa bahwa pernikahan itu
cuma another of life. Ada kesulitan sendiri di setiap stage of life, kalau di
tahap-tahap hidup sebelumnya kita survived, kenapa yang ini nggak?” (Hal. 201)

Ah,
untuk yang ingin menikah buku ini layak untuk dilirik, lho. Biar masa
galau-galau tentang masa lalu terselesaikan. (^_^)
Untuk
yang mencari alasan filosofis untuk menikah hm.. pertanyaan-pertanyaannya
Menina bisa jadi pertanyaanmu juga, Readers.

“Orang
membuat rencana itu karena mereka punya tujuan hidup. Dengan bikin rencana,
maka mereka bisa mengantisipasi situasi-situasi tertentu yang bisa menghalangi
mereka mencapai tujuannya. Justru itu yang bisa bikin kemampuan survive
seseorang meningkat.” (Hal. 88)

***
https://igcdn-photos-g-a.akamaihd.net/hphotos-ak-xaf1/t51.2885-15/11191405_827712340629286_1517093333_n.jpg
sesi pertama Wedding Giveaway
Dan,
seperti yang sudah tercantum di judul, review ini dirangkaikan dengan Wedding
Giveaway untuk ikut merayakan pesta pernikahan Pustakawan My Little Library
@atriasartika tanggal 23 Mei nanti.
Giveaway
#PreWeddingRush ini menjadi pembuka untuk rangkaian Wedding Giveaway di sini.
Dan namanya juga giveaway sudah tentu ada hadiahnya. Kali ini hadiahnya adalah
1 buah novel Pre Wedding Rush karya Okke ‘Sepatu Merah’ yang disponsori oleh
Stiletto Book.
Mau
jadi yang beruntung mendapatkan novel manis ini? Yuk simak caranya:

1)      Follow
akun twitter @atriasartika, @Stiletto_Book, @SepatuMerah

2)      Share
giveaway ini di akun twitter kamu dengan mention @atriasartika @Stiletto_Book
@SepatuMerah dengan hashtag #PreWeddingRush

3)      Beri
komentar tentang review buku ini di kolom komentar, sertakan juga data dirimu:
nama, akun twitter, dan email

4)      Giveaway
ini berlangsung dari tanggal 3 sampai 9 Mei 2015. Pengumuman akan dilakukan
paling lambat 1 minggu setelah Giveaway berakhir.

Mudah
kan? Jadi jangan lewatkan Readers. Oiya, selain bagi-bagi buku di My Little Library,
pustakawan kita juga akan bagi-bagi buku di akun twitternya @atriasartika.
Khusus di tanggal 8 Mei 2015 jam 8 malam akan ada sesi #LiveInterview bersama
Okke ‘sepatu merah’ dan akan ada satu novel Pre Wedding Rush yang juga akan
dibagikan di #LiveInterview tersebut.
Ah,
yuk ikut merayakan bulan Mei ini dengan mengikuti Wedding Giveway di My Little
Library (^_^)/