Penulis:
Giddens Ko
Penerjemah:
Stella Angelina dan Fei
Penyunting:
NyiBlo
Proofreader:
Dini Novita Sari
Cover
designer: Dedy Andrianto
Ilustrasi
isi: @teguhra
Penerbit: Haru
Cetakan: pertama, Februari 2014
Jumlah hal: 350 halaman
ISBN:  978-602-7742-28-4
Kau sangat kekanak-kanakan – Shen Jiayi
Sedikit pun kau tidak berubah, nenek yang keras kepala – Ke
Jingteng
Semua berawal
saat Ke Jingteng, seorang siswa pembuat onar, dipindahkan untuk duduk di depan
Shen Jiayi, supaya gadis murid teladan itu bisa mengawasinya. Ke Jingteng
merasa Shen Jiayi sangat membosankan seperti ibu-ibu, juga menyebalkan.
Apalagi, gadis itu selalu suka menusuk punggungnya  saat ia ingin tidur di
kelas dengan pulpen hingga baju seragamnya jadi penuh bercak tinta. Namun,
perlahan Ke Jingteng menyadari, kalau Shen Jiayi adalah seorang gadis yang
sangat spesial untuknya.
Karena masa mudaku, semua adalah tentangmu…
***
Novel semiautobiografi ini dibuka dengan
pengantar yang mengisahkan latar belakang Giddens Ko untuk menuliskan masa
mudanya dalam sebuah buku. Cerita pun dimulai dari sebuah kondisi di kelas di
mana seorang anak-anak laki-laki mendapat hukuman akibat sering menjadi biang
keonaran di kelas. Giddens Ko menggunakan nama aslinya dalam buku ini yaitu Ke
Jingteng.
Sikap Ke
Jingteng yang suka memancing tawa teman-temannya malah berujung “jebakan”
hingga akhirnya ia masuk dalam daftar hitam wali kelasnya, Guru Lai, hingga
akhirnya ia dihukum untuk duduk di pojok kelas paling belakang di dekat
dinding. Namun nampaknya hukuman itu dirasa belum cukup hingga Ke Jingteng pun
dipindahkan untuk duduk di depan Shen Jiayi, perempuan yang sangat pandai. Setting
waktunya adalah saat Ke Jingteng duduk di bangku kelas 1 SMP.

Singkat
cerita Ke Jingteng jatuh hati pada Shen Jiayi namun tidak memiliki kepercayaan
diri karena kecerdasannya yang biasa saja. Namun ternyata cinta bisa memaju
seseorang menjadi sosok yang lebih baik. Rasa sukanya pada Shen Jiayi
mendorongnya untuk semakin rajin belajar. Selain itu, Shen Jiayi yang peduli
pada nilai-nilai Ke Jingteng tanpa segan mengulurkan bantuan dan mengajari Ke
Jingteng belajar. Ini tentu saja membuat Ke Jingteng bahagia.
Namun,
pesaingnya A He membuat Ke Jingteng merasa terancam. Ini karena A He pintar dan
bisa selalu mengimbangi percakapan dan kepintaran Shen Jiayi. Selain itu, Shen
Jiayi cukup populer di kalangan cowok-cowok. Saat  Ke Jingteng memutuskan untuk menyerah, muncul
Li Xiaohua yang juga pintar dan perhatian. Pengejaran Ke Jingteng pun beralih.
Namun pada
satu titik ia patah hati karena Li Xiaohua dan setelah itu kembali mengejar
Shen Jiayi. Pengejaran ini  berlangsung
hingga tahun kedua kuliahnya.  Waktu 8
tahun ini jelas tidak singkat. Dan rentang waktu itu adalah masa-masa remaja
yang penuh semangat, ingin tahu, dan upaya menemukan arti dirinya. Dan semua
kehidupan Ke Jingteng itu diwarnai oleh Shen Jiayi.
Lantas,
apakah mereka akan bersama? Apakah Shen Jiayi menyukai Ke Jingteng? Bagaimana
kisah ini akan berakhir? Sejujurnya saat membacanya saya selau bertanya-tanya
tentang hal ini.
***
Masih
teringat oleh saya saat Penerbit Haru mengirimi saya email dan menanyakan “Jika
bisa memilih, akan memilih buku” You are the Apple of My Eye” atau “The Last
2%”? saya segera membalas email itu dengan memilih “You Are The Apple of My
Eye” dengan alasan saya ingin “mencicipi” fiksi populer dari berbagai negara
sehingga tertarik membaca buku karya penulis Taiwan. 
Di luar
masalah hukum Internasional tentang posisi Taiwan sebagai sebuah negara yang
masih terus dipertentangkan, saya jadi tertarik membaca buku ini. Taiwan
mengingatkan saya pada drama Meteor Garden yang berarti Drama Taiwan sebenarnya
lebih dulu booming di Indonesia daripada
Dorama Jepang dan Drama Korea. 
Benar
saja, Penerbit Haru mengirimi saya buku “You Are the Apple of My Eye” dan
setelah membaca buku ini saya tidak menyesali keputusan saya. Kenapa? Karena
buku ini memang semi autobiografi yang cara berceritanya benar-benar menarik
dan memang terasa sangat real.
Siapa yang
tidak punya kenangan indah masa sekolah? Bukankah banyak yang berkata bahwa
masa-masa paling indah adalah masa-masa di Sekolah *eh, jadi ingat lagunya Alm.
Chrisye*? Dan banyak yang bilang masa saat memakai seragam putih abu-abu tak
kan terulang dan terlupakan. Saya pribadi paling menyukai masa saya memakai
seragam putih-biru atau masa SMP. Kenakalan saya paling banyak saya lakukan di
masa itu *upssss*.
Di buku
You Are the Apple of My Eye saya merasakan kedekatan dengan cerita di dalam
buku ini. Tokoh Ke Jingteng adalah Giddens Ko sendiri. Giddens Ko berbagi
cerita masa SMP hingga kuliahnya yang berkaitan dengan cinta monyet yang nggak
monyet-monyet amat. Kenapa? Karena masa itu sebagian besar diisi oleh satu nama
yakni Shen Jiayi.
Cinta yang
ia pupuk dan rawat sejak SMP hingga kuliah pada soso Shen Jiayi ini menarik
diikuti. Kenakalan dan “kelicikan” Ke Jinteng demi memenangkan hati Shen Jiayi
benar-benar membuat saya nyengir selebar-lebarnya. Btw, Giddens Ko hobi ngu**l
yah?? Ssoalnya sering sekali muncul adegan saat dia sedang mengu**l (-_-“).
Awas, Shen Jiayi ilfil karena kebiasaan burukmu itu (^0^)
Dalam
novel ini kita akan belajar berbagai bentuk perjuangan dalam cinta yang
dilakukan oleh anak-anak sekolah. Dan saya paling suka dengan dampak positif
cinta yang dirasakan oleh Ke Jingteng. Ia menjadi anak yang pintar. Kenapa?
Karena Shen Jiayi adalah perempuan yang cerdas, dan cerewet. Ini membuat dia
terpacu untuk semakin giat belajar agar bisa tetap nyambung saat ngobrol dengan
Shen Jiayi atau agar dia bisa berbangga karena bisa menyelesaikan soal yang
tidak bisa diselesaikan Shen Jiayi.
Selain
itu, renungan-renungan Ke Jingteng tentang cinta, perasaan, moment yang tepat
untuk menyatakan cinta, serta  hal-hal
lain menarik untuk diselami. Pendapat-pendapat yang ia kemukakan sering kali
juga hingga di kepala saya untuk dipikirkan lebih mendalam. 
Oiya,
novel ini ditulis dengan alur maju mundur. Di satu bagian cerita, kita disuguhi
kenangan Giddens Ko sebagai Ke Jingteng, dan di sisi lain kita akan diceritakan
penggalan-penggalan proses pembuatan novel ini. Selain itu ada alur maju saat
dimana Ke Jingteng bertemu lagi dengan teman-teman sekolahnya seperti A He,
Liao Yinghong, Xie Mengxue, Xu Bochun, Yang Zeyu, dan sahabat-sahabat-nya yang
lain, dan mereka pada akhirnya akan kembali bercerita tentang saat-saat di mana
mereka menyukai Shen Jiyai.
Baca novel
semi-autobiografi ini bikin saya ngakak, manggut-manggut, kemudian sempat juga
kesal setengah mati. Bayangkan, hanya perjuangan Ke Jingteng menyukai Shen
Jiayi berakhir hanya karena masalah yang menurut saya nggak “worth it”banget
(>_<) trus apa gunanya kamu ngejar-ngejar dia selama bertahun-tahun.
*ngomel-ngomel sendiri*
Oiya, satu
hal yang juga saya sukai dari buku ini adalah banyak kalimat-kalimat menarik
untuk direnungkan terkait cinta, masa muda, dan perasaan. (^_^)
Ah,
sudahlah intinya saya sangat suka dengan cerita ini. Buku ini buku karya
penulis Taiwan yang pertama kali saya baca dan saya rasa saya akan mencoba
buku-buku penulis Taiwan yang lain (jika memungkinkan). Terima kasih Penerbit
Haru atas kesempatannya. 
Buku ini sudah diadaptasi menjadi film dan disutradarai sendiri oleh Giddens Ko.
 

Poster film You Are the Apple of my Eye. Sumber: di sini

Oiya, jika
harus menyematkan bintang untuk buku ini, maka saya memberinya 4 bintang. Kok
nggak 5? Hm, soalnya saya kesal sama sikap plin-plan dan hobi ngup**l-nya Ke
Jingteng (>_<)
***
Quote
“Tak peduli sekarang atau nanti, nilai adalah
hal penting yang menjadi tolak ukur seorang guru terhadap muridnya.” (hal.21)
“…keduanya membuatku menyadari satu hal
ini… hanya dengan ketekunan, seseorang baru bisa menikmati hasil yang indah.
Hanya dengan terus tekun berusaha, seseorang baru bisa melihat dunia yang tidak
terbayangkan sebelumnya.” (hal. 64)
“Di dalam hidup Li Xiaohua, mungkin aku ibarat
sebuah pensil yang digunakan menggambar, digunakan jari untuk mencoret-coret
suatu simbol yang tidak jelas.” (hal. 97)
“Menghindari perasaan, barulah dapat disebut
sebagai masalah yang paling tidak normal. Jika orang tidak dapat merasakan
kesengsaraan jiwa dalam lubuk hatinya, perasaan akan menjadi tidak legkap”
(hal. 111)
“Kekuatan fisik manusia sangat besar, begitu
besarnya sehingga tidak akan habis digunakan untuk tindakan-tindakan bodoh di
masa muda.” (hal. 111)
“Kehidupan dapat mencari jalan keluarnya
sendiri” Kutipan dari Jurassic Park (hal. 117)
“Setiap perempuan adalah lentera hidup kami.
Mereka menerangi setiap kegilaan kami untuk mengejar cinta. Membantu kami,
beberapa bocah lelaki, setahap demi setahap tumbuh menjadi lelaki sejati.”
(hal. 149)
“Menuliskan kenangan cintaku di buku memiliki
beragam tujuan. Salah satunya, berharap setiap orang yang  membacanya bisa mendapatkan sedikit
keberanian untuk mencintai.” (hal. 150)
“Kalau cinta tidak bisa membuat orang berubah
menjadi seseorang yang tidak seperti biasanya, maka keajaiban cinta yang
semacam itu sungguh terlalu lemah…. bukan cinta yang kita doakan setiap pagi
dan malam yang memenuhi syarta untuk bisa dikatakan cinta.” (hal. 177)
“Di dunia ini, apakah ada hal yang disebut ‘kesempatan
paling baik untuk menyatakan perasaan?’ Saat menyukai seseorang, apakah sangat
penting kapan waktu yang tepat untuk memberitahukannya?” (hal. 265)
“Kalau sang perempuan juga menyukai si
laki-laki, apakah menyatakan perasaan masih begitu penting?” (hal. 266)
“Jadi, cinta sejati menurutku adalah jika
seorang perempuan menyukai si laki-laki, walaupun laki-laki itu menyatakan
perasaannya sambil menguap, si perempuan tetap bersedia pacaran dengannya.”
(hal. 267)
“Karena cara menyatakan perasaan hanyalah
sebuah bentuk ungkapan, hal ini seharusnya tidak mengubah keputusannya.” (hal.
267)
***
Tentang Penulis
Giddens
Ko/ Jiubadao, lahir di Changhua, Taiwan, pada tahun 1978.
Mulai
menulis sejak tahun 1999, sudah lebih dari 50 novel yang ia tulis dan disukai
banyak pembacanya. Karyanya diadaptasi dalam bentuk komik, film, dan game
online.
Pada tahun
2010, untuk pertama kalinya ia menjadi sutradara film. Film pertamanya adalah
adaptasi dari buku You Are the Apple of my Eye ini dengan judul yang sama.
Sekarang,
ia menjadi penulis sastra Cina kontemporer yang terkenal, orang yang paling
beruntung, juga paling rajin, dan sangat berusaha keras.
***
 Review ini saya ikutkan dalam RC berikut: